Page 149 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 149

Reforma Agraria: Menyelesaikan Mandat Konstitusi

                   Persoalannya, beberapa pihak di ATR/BPN mengalami miss persepsi,
               menganggap SK Peta Indikatif adalah pelepasan kawasan, padahal
               prosesnya masih panjang, sehingga muncul anggapan KLHK masih belum
               melepaskan kawasan hutan. Miss persepsi ini penting dipahami karena
               faktanya menjadi argumen yang menonjol dalam perbincangan di
               kalangan ATR/BPN. Kesimpulan penulis di atas dibangun dari diskusi
               intensif dengan dua lembaga tersebut baik di pusat maupun di daerah.

                   Lebih lanjut, terjadinya perbedaan persepsi karena satu pihak
               mengira sudah dilepaskan dari kawasan hutan, sementara BPKH sebagai
               “penguasa” hutan di daerah merasa tidak demikian, baru sebatas indikatif,
               artinya perlu dicek secara bersama-sama sesuai kajian Timdu, mana saja
               lahan-lahan yang direkomendasikan dan dicadangkan untuk dilepaskan
               sebagai objek TORA. Hal ini sebenarnya cukup clear bagaimana meka-
               nisme kerja dalam penyelesaian pelepasan kawasan hutan. Misalnya,
               untuk inver PPTKH ada panitia Tim Inver yang melibatkan berbagai stake-
               holder, untuk pelepasan kawasan hutan sebagai objek TORA diatur
               Permen LHK 17/2018 yang melibatkan Tim Terpadu. Tim ini yang akan
               merekomendasikan pelepasan kawasan hutan sebagaimana kriteria 2,
               begitu juga untuk lahan transmigrasi ada mekanisme yang cukup jelas.
               Lain halnya, TORA yang bersumber dari alokasi 20% pelepasan kawasan
               hutan relatif belum cukup jelas, siapa yang harus bertanggung jawab
               untuk memverifikasi objeknya di lapangan.

                   Secara objektif, perlu dilihat secara detail argumen yang diajukan
               BPKH karena memang bunyi dalam SK baik No. 180 jo No. 3154, dan No.
               8716 bukan pelepasan kawasan hutan, melainkan Peta Indikatif tanah
               kawasan hutan untuk objek TORA, sehingga adalah wajar BPKH tidak
               mau begitu saja melepaskannya tanpa kajian Timdu, sebab BPKH bisa
               dipersalahkan jika  begitu saja  membiarkan pemda dan ATR/BPN
               “mengambil” tanah-tanah tersebut sebagai objek TORA. Kekeliruan ATR/
               BPN adalah tidak clear dalam membangun komunikasi bersama dengan
               KLHK terkait objek TORA yang diklaim sudah dikeluarkan dari kawasan
               hutan, termasuk tanah 20% yang dilepaskan dari kawasan hutan yang
               dimohonkan untuk HGU dan penggunaan lainnya.

                   Hasil studi yang dilakukan direktorat ATR/BPN sudah benar, namun

                                                                         121
   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154