Page 55 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 55

Reforma Agraria: Menyelesaikan Mandat Konstitusi

               terkait situasi kelembagaan dan lemahnya koordinasi antara ATR/BPN
               dan KLHK. Keduanya memiliki pengetahuan yang cukup untuk menje-
               laskan problem yang terjadi. Secara komprehensif, penjelasan kedua
               lembaga tersebut cukup representatif untuk mengambarkan apa yang
               dikerjakan dan situasi secara nasional tentang agenda kebijakan RA In-
               donesia. Dari keduanya pula, penulis memahami bagaimana rumitnya
               problemnya RA pada level bawah, terutama terkait SDM yang tersedia
               untuk melaksanakan agenda besar RA Indonesia yang menjadi sorotan
               publik. Analisis penulis lakukan berdasarkan penjelasan komprehensif
               itu pula yang mengantarkan penulis pada lokasi-lokasi di Sumatera Sela-
               tan untuk melihat lebih jauh praktik kebijakannya.

                   Strategi kedua yang penulis lakukan adalah dengan memastikan atau
               uji data berdasarkan data spasial atas peta yang dikeluarkan oleh KLHK
               untuk objek TORA di Sumsel. Data keduanya tersedia di dua lembaga,
               kecuali Peta Indikatif yang dikeluarkan pada periode kedua dan ketiga
               yang mengalami sedikit perubahannya, tidak berkurang namun bertam-
               bah karena dilakukan update jumlah desa dalam kawasan hutan, dan
               beberapa data spasial yang digunakan dalam peta lampiran dari SK No.
               180/2017, SK No. 3154/2018, dan revisi III pada SK No. 8716/2018, yang
               kesemuanya berhasil penulis dapatkan di Sumatera Selatan. Penulis juga
               memanfaatkan citra Penginderaan Jauh dengan mendownload dari citra
               google earth dan dari citra Landsat 8 yang bisa didapat secara bebas. Data-
               data ini berguna untuk mengetahui bagaimana kondisi eksisting terhadap
               keberadaan TORA dan bagaimana BPKH melakukan pekerjaan inver.


               G. Isi Buku

                   Buku ini terdiri atas enam bab yang masing-masing pembahasan
               saling terkait. Struktur buku saling terkait antarbab, dari bab satu hingga
               kesimpulan yang fokus pada kebijakan dan praktik RA di Indonesia secara
               makro pada bagian awal dan mikro pada dua bab terakhir. Namun demi-
               kian masing-masing bab bisa dibaca secara mandiri, sebab setiap bab
               berisi penjelasan yang tuntas. Bab pertama berbicara tentang background
               dan argumen penjelas kebijakan RA di Indonesia dan kajian literature
               review serta konsep dan teori RA pada periode awal hingga periode

                                                                          27
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60