Page 59 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 59

Reforma Agraria: Menyelesaikan Mandat Konstitusi

                   Sukarno bukan tanpa hasil, dalam tempo yang singkat ia telah berha-
               sil membangun kelembagaan yang cukup kuat dan menjalankan idenya
               secara penuh. Pasca lahirnya UUPA, Desember 1960 Sukarno mengelu-
               arkan pembatasan lahan pertanian dengan Perpu No. 56 (Prp) Tahun
               1960. Lalu, April 1961 membentuk Panitia Landreform (Kepres No. 131/
                   1
               1961)  sebagai dasar bagi pengelola untuk mendistribusikan tanah perta-
               nian kepada pihak-pihak yang menjadi prioritas, yakni petani tak bertanah
               (landless peasant) dan petani miskin (PP No. 224/1961, Pasal 8). Sukarno
               berhasil membangun kelembagaan Landreform hingga tingkat desa
               dengan membentuk struktur kepanitiaan Landreform (Wiradi 2009).
               Kepres No. 131/1961 jo Kepres No. 263/1964 terkait penyelenggaraan Land-
               reform dipimpin langsung oleh Sukarno sebagai panglima tertinggi.
               Pasal 3 dan 5-8 menegaskan struktur Panitia Penyelenggara Landreform
               dari pusat hingga desa serta tanggung jawab pekerjaannya. Dengan pera-
               turan ini, Landreform sebagai program pemerintah kemudian bisa dija-
               lankan secara cepat, karena dalam waktu yang tidak lama, PP 224/1961
               (diundangkan September 1961) yang menjadi dasar kriteria subjek, objek,
               ganti rugi, besaran ganti rugi, dan prasyarat serta ketetapan lainnya yang
               dibutuhkan. Artinya, sejak UUPA lahir pada bulan September 1960, seta-
               hun kemudian semua perangkat kelembagaan untuk menjalankan Land-
               reform berhasil Sukarno selesaikan. Efektif, akhir tahun 1961, Sukarno
               sudah menjalankan cita-cita revolusi, yakni mulai menata struktur
               penguasaan tanah pertanian Indonesia. Pesan penting dari pelaksanaan
               ini adalah kedaulatan pangan harus diciptakan dengan terlebih dahulu
               menata penguasaan tanah-tanah pertanian. Tujuannya agar petani yang
               benar-benar ingin bertani dapat menjalankan perannya sebagai petani,
               disertai tanah yang cukup untuk menjalankannya, begitu juga dukungan
               modal yang salah satunya membentuk koperasi (Pasal 17, PP 224/1961).








                   1  Keppres ini pada masa Orde Baru dicabut oleh Suharto digantikan dengan
               Keppres No. 55 Tahun 1980, begitu juga kepanitiaan yang dibentuk berdasarkan
               Keputusan Presiden Nomor 263 Tahun 1964 juga dinyatakan tidak berlaku.

                                                                          31
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64