Page 56 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 56
M. Nazir Salim & Westi Utami
sekarang. Bab ini juga menjadi pertanggungjawaban penulis dalam
melihat RA sebagai subjek kajian. Pada bab kedua berbicara perjalanan
kebijakan RA secara kelembagaan dari periode awal Sukarno hingga
Jokowi beserta argumen pelaksanaan RA. Bagian ini menjelaskan bagai-
mana RA dijalankan pada tiap-tiap periode sesuai rezim yang berkuasa.
Penjelasan pada bagian ini menunjukkan bagaimana RA masuk pada tiap
rezim dan bagaimana rezim menafsirkan RA sesuai semangat kekuasa-
annya. Bab tiga membahas persoalan RA periode Jokowi-JK, tantangan
dan kendala yang dihadapi. Pada bab ini juga dibahas secara makro bagai-
mana praktik kebijakan RA saat ini yang mengalami perluasan dari mulai
redistribusi dengan skema hak milik maupun Perhutanan Sosial dengan
skema izin pemanfaatan lahan. Bab tiga juga secara khusus membahas
problem RA dengan skema PPTKH, dimana lahan-lahan masyarakat akan
diselesaikan dengan skema tersebut, juga tentang kebijakan RA Jokowi-
JK dengan obyek TORA kawasan hutan maupun non hutan. Pada bab
empat objek kajian diturunkan secara mikro pada level basis wilayah
kajian dengan menempatkan Sumatera Selatan sebagai basis studi. Inti
persoalannya adalah RA pada level regional dalam praktik dan kebi-
jakannya dengan melihat persoalan hutan Sumatera Selatan dan praktik
kebijakan RA. Pada bab lima secara spesifik membahas sumber-sumber
TORA, pelaksanaan RA dengan objeknya lahan pelepasan kawasan hutan
dan pelaksanaan PPTKH di Sumatera Selatan. PPTKH di Sumatera Selatan
sudah dijalankan tahap pertama mencakup 6 kabupaten pada akhir
tahun 2018. Bab terakhir adalah adalah penutup, merupakan bagian dari
statemen poin yang akan menjawab secara ringkas problem dan tujuan
dari kajian ini.
28