Page 31 - Pemikiran Agraria Bulaksumur, Telaah Awal Atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo, Masri Singarimbun dan Mubyarto
P. 31

Pemikiran Agraria Bulaksumur
                                           9
            Sosial pada tahun 1978 di Malang.  Mubyarto sendiri banyak
            menggunakan karya sosiologi dan sejenisnya dalam rangka
            memberi gambaran tentang ilmu ekonomi yang sesuai dengan
            realita Indonesia. Dalam berbagai tulisanya tentang Ekonomi
            Pancasila dan kebijakan pembangunan pertanian, ia dengan
            konsisten mengajukan sebuah argumen bagi pendekatan ekonomi
            alternatif yang memberi tempat lebih kuat bagi unsur keadilan
            sosial.
                Kritiknya terhadap developmentalisme Orde Baru yang
            didasari semangat liberalisme merupakan tentangan keras pen-
            dukung aliran populisme. Hal ini disebabkan modus pem-
            bangunanisme Orde Baru jelas lebih menguntungkan kelas borjuis
            dan birokrat, bersifat bias urban dan bias kepentingan investor
            asing. Kritik populis yang paling serius, berkelanjutan, dan men-
            dapat simpati cukup luas di kalangan ilmu sosial adalah pemi-
            kiran yang dikenal sebagai Ekonomi Pancasila. Secara historis,
            gagasan Ekonomi Pancasila banyak diilhami oleh gagasan kerak-
            yatan yang telah dielaborasi oleh Mohammad Hatta. Sedangkan
            secara epistemologis, gagasan Ekonomi Pancasila mencoba
            menawarkan prinsip keadilan sosial melalui demokrasi ekonomi,
            sebagai alternatif atas ilmu ekonomi neoklasik yang bias kapi-
            talisme, bias kepentingan negara-negara maju, dan bias pertum-
            buhan tanpa pemerataan. Sehingga, secara umum, gagasan
            Ekonomi Pancasila memiliki nilai penting paling tidak pada dua
            aspek, yaitu politik dan keilmuan. Dari aspek politik, Ekonomi
            Pancasila merupakan kritik tajam terhadap praktik developmen-
            talisme Orde Baru. Sedangkan di aspek keilmuan, ia merupakan
            sebentuk kritik ideologi dan kritik teori atas ilmu ekonomi main-


                9  Ben White, Op. Cit., hlm. 137

            12
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36