Page 108 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 108

M. Nazir Salim, Trisnanti Widi R, Diah Retno W.

                        Indonesia dan  dikuasai langsung  oleh tentara  dengan
                        pertimbangan agar perusahaan tersebut tidak jatuh  ke
                        tangan komunis, dan itu berarti semua perusahaan ter-
                        sebut jatuh ke tangan pemerintah. Sekalipun pada perio-
                        de tersebut komunis sebagai partai yang sah di Indone-
                        sia, namun gesekan dan konflik antara komunis dan mili-
                        ter sudah sangat jelas, oleh karena itu perintah Nasution
                        agar tentara menguasai perusahaan eks Belanda adalah
                        aksi nyata agar jangan sampai komunis menguasai aset-
                        aset tersebut (Priyatno, 2014). Bagi Nasution, jika aset ter-
                        sebut jatuh ke  tangan  Komunis  akan sangat  memba-
                        hayakan kondisi Indonesia ke depannya.
                            Proses pengambilalihan secara efektif dimulai sejak
                        Sukarno secara resmi mengumumkan pembatalan perjan-
                        jian KMB 21 Februari 1956. Sejak itu proses pengambil-

                        alihan terus berlangsung dan  dengan demikian  adalah
                        wajar negara segera menyiapkan perangkat hukum untuk
                        mengatur  perpindahan  perusahaan  tersebut.  Secara
                        khusus pemerintah mengeluarkan peraturan terkait dengan
                        perpindahan hak dan serah pakai lebih dari satu tahun
                        yang terkait dengan tanah, di  antaranya diatur tentang
                        erfpacht, eigendom, dan hak-hak kebendaan lainnya  atas
                                                                          7
                        tanah untuk perkebunan dari warga Belanda dan warga
                        asing  lainnya serta dari  badan-badan  hukum. Terkait




                            7  Yang dimaksud dengan “hak kebendaan lainnya” ialah misalnya
                        hak “eigendom“ atas tanah-tanah partikelir yang merupakan perusa-
                        haan kebun sebagaimana dijelaskan dalam Memori Penjelasan UU No.
                        28/1956.

                         72
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113