Page 111 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 111

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                              Saat dikeluarkan UU No. 28/1956, Kementerian Agra-
                          ria nyaris tidak terlibat dalam proses sebelum dan sesudah
                          “nasionalisasi”, baru setahun kemudian terjadi perubahan
                          tentang kewenangan pengawasan atas perpindahan harta
                          benda yang terkait dengan tanah diberikan kepada Ke-
                          menterian Agraria. Artinya, sejak terjadi gerakan anti Be-
                          landa dan pengambilalihan harta benda mereka, Kemen-
                          terian Agraria tidak terlibat dalam proses  pengawasan
                          maupun pengelolaannya. Hal itu karena sejak tahun 1954,
                          lewat UU No. 24/1954 urusan pendaftaran tanah pindah
                          ke Kementerian Kehakiman dan berakhir tahun 1957. Di
                          sisi lain, pada tahun 1955 Kementerian Agraria merupakan
                          kementerian baru yang belum mapan secara kelembagaan,
                          para pimpinannya dan staf Kementerian Agraria sedang
                          fokus menyiapkan  draft  UUPA dan  UU  Penghapusan
                          Tanah Partikelir. Di luar semua konteks di atas, paket na-
                          sionalisasi pada intinya merupakan domain  kekuasaan
                          Angkatan Darat selaku Penguasa Perang berdasarkan UU
                          No. 74 Tahun 1957 tentang Keadaan Bahaya yang kemu-
                          dian  juga  mengeluarkan  Peraturan  Penguasa  Perang
                          Pusat No. Prt/Peperpu/011/1958 tentang Larangan Pema-
                          kaian Tanah tanpa Izin yang Berhak atau Kuasanya. Atas
                          UU tersebut, Kementerian Agraria merasa tidak memiliki
                          kewenangan lebih sampai kemudian diberikan mandat
                          untuk mengawasinya.
                              Saat berada di bawah pengawasan Kementerian Keha-
                          kiman lebih kurang empat tahun, beberapa permohonan
                          yang masuk telah diproses dan surat-surat permohonan
                          yang telah diterima oleh Menteri Kehakiman belum se-
                          mua mendapat keputusan,  kemudian diserahkan kepa-

                                                                              75
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116