Page 109 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 109

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                          semua itu perpindahan hanya bisa dilakukan atas seizin
                          Menteri Kehakiman (kemudian berpindah ke Kemente-
                          rian Agraria pada tahun 1957 lewat Keppres  190/1957). 8
                          Kebijakan khusus tersebut hanya mengatur yang berhu-
                          bungan dengan perpindahan harta benda terkait dengan
                          tanah sebagaimana tertuang dalam UU No. 28 Tahun 1956
                          tentang  Pengawasan Terhadap  Pemindahan  Hak Atas
                          Tanah-Tanah Perkebunan. Jadi sebenarnya, pemerintah
                          telah  mengantisipasi  proses  perpindahan  harta-harta
                          milik warga negara asing yang ada di Indonesia. Dalam
                          UU tersebut diatur secara umum dan semua proses harus
                          mengikuti aturan yang diperintahkan dalam UU di atas,
                          jika  prosesnya tidak  sesuai maka harta benda  tersebut
                          dianggap batal dan bisa menjadi hak negara (Pasal 4 UU
                          No. 28 Tahun 1956). Sementara menyangkut perusahaan
                          yang dianggap cabang produksi penting akan mendapat
                          pengawasan lebih agar pengusahaan kebun-kebun terse-
                          but dapat (tetap) diselenggarakan sebagaimana mestinya.
                          Dalam memori penjelasannya disebutkan:


                              Pada waktu yang akhir-akhir ini, terutama sejak waktu menjelang
                              dan sesudah dibatalkannya hubungan  Indonesia-Nederland
                              berdasarkan perjanjian K.M.B. dengan Undang-undang Nomor
                              13/1956 (L.N. 1956-27), banyak terjadi pemindahan hak atas tanah
                              perkebunan.





                              8  Dalam UU No. 28 Tahun 1956, kewenangan izin diberikan kepada
                          Menteri Kehakiman, namun satu tahun kemudian UU tersebut direvisi
                          lewat UU No. 76 Tahun 1957 dengan memberikan kewenangan  izin
                          kepada Menteri Agraria.

                                                                              73
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114