Page 236 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 236

M. Nazir Salim, Trisnanti Widi R, Diah Retno W.

                        terhadap hak-hak Barat untuk segera menyelesaikannya.
                            Sejak bergabung ke Kementerian Dalam Negeri pada
                        tahun 1966 lewat Keputusan Presiden No. 64 dan No. 65
                        Tahun 1966, persoalan agraria menjadi tugas dan fungsi
                        pokok di Kementerian Dalam Negeri dan program agraria
                        masuk dalam repelita lima tahunan pemerintahan Orde
                        Baru. Yang menonjol  tentu saja  fungsi agraria dalam
                        bidang tata guna tanah, karena tata guna tanah kemudian
                        menjadi  isu  krusial  dalam  pembangunan  Indonesia,
                        bukan hanya bidang agraria tetapi juga pembangunan
                        keseluruhan harus benar-benar memperhatikan persoalan
                        kemampuan tanah, kemiringan, neraca, tata ruang, dan
                        persoalan-persoalan yang menjadi konsentrasi tata guna
                        tanah. Singkatnya, semua izin usaha dan pembangunan
                        yang memanfaatkan tanah harus  mendapat fatwa dari
                        tata guna tanah sebagaimana perintah Permendagri No.

                        3 Tahun 1978 Pasal 2.
                            Pada repelita ke III, lewat Keppres No. 7 Tahun 1979
                        muncul kebijakan baru yang diusung oleh Dirjen Agraria,
                        yakni Catur Tertib Pertanahan: Tertib Hukum Pertanahan;
                        Tertib Administrasi; Tertib Penggunaan; dan Tertib Peme-
                        liharaan Tanah dan Lingkungan Hidup. Tentu saja catur
                        tertib pertanahan ditujukan untuk aparatur pemerintah
                        baik di pusat maupun daerah dan juga masyarakat. Se-
                        mangat yang ingin dibangun dengan Catur Tertib Perta-
                        nahan adalah tertib hukum pertanahan agar tumbuh ke-
                        pastian hukum sekaligus sebagai pengayom hak-hak atas
                        tanah, termasuk penggunaannya. Prinsipnya, secara kese-
                        luruhan Catur Tertib Pertanahan adalah sebuah slogan


                         200
   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241