Page 234 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 234

M. Nazir Salim, Trisnanti Widi R, Diah Retno W.

                        Tata Guna Tanah menjadi Direktorat yang paling sibuk
                        dan banyak menggarap persoalan agraria. Dibandingkan
                        direktorat lainnya yang lebih banyak mengerjakan peker-
                        jaan rutin harian sebagaimana yang dilakukan Direktorat
                        Pendaftaran Tanah dan Direktorat Pengurusan Hak-Hak
                        Tanah. Kesibukan Direktorat Hak Atas Tanah merupakan
                        kelanjutan pada pekerjaan sebelumnya yang sudah ada
                        sejak tahun 1957, ketika pendaftaran tanah dikembalikan
                        ke Kementerian Agraria dari Kementerian Kehakiman.
                            Jadi secara  kelembagaan, dalam dua repelita  Orde
                        Baru 1968-1979, persoalan agraria mengalami beberapa
                        perubahan namun dari sisi substansi lapangan pekerjaan
                        tidak banyak berubah. Perubahan besar yang  dianggap
                        paling  penting  adalah  bersatunya  3  eselon  agraria  di
                        daerah  (provinsi dan kabupaten/kota) yang bergabung
                        menjadi satu. Perubahan itu dianggap paling penting dan
                        menguntungkan  sekaligus  memudahkan  bagi  Dirjen
                        Agraria. Dari sisi substansi pekerjaan dan rutinitas kantor
                        agraria tidak banyak berbeda dengan periode sebelumnya.
                        Secara rutin, pengurusan dan pendaftaran hak memang
                        mengalami peningkatan, apalagi perintah UUPA untuk
                        menyelesaikan  hak-hak  Barat, konversi  eigendom/hak
                        milik pribadi dan erfpacht untuk perkebunan skala besar/
                        HGU. Tinggalan hak lama ini  kemudian menjadi  kon-
                        sentrasi Dirjen Agraria agar bisa segera dituntaskan.
                            Pada tahun 1970, untuk menyelesaikan persoalan ter-

                        sebut, Mendagri mengeluarkan Keputusan Mendagri No.
                        Sk. 26/DDA/1970 tentang Penegasan Konversi Pendaftaran
                        Bekas Hak-Hak Indonesia Atas Tanah, kemudian menge-

                         198
   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239