Page 229 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 229

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                          Tata Guna Tanah memiliki struktur: Direktorat Tata Guna
                          Tanah; Sub Direktorat Perencanaan Tata Guna Tanah; Sub
                          Direktorat  Survei;  Sub  Direktorat  Pembinaan:  Sub
                          Direktorat Pemetaan: dan Tata Usaha.
                              Ketika muncul sebagai sebuah direktorat tersendiri,
                          hal  pertama yang  menjadi program Tata Guna Tanah
                          cukup menarik,  karena direktorat ini menawarkan pro-
                          gram teknis dan pengembangan pengetahuan: 1. Menga-
                          dakan inventarisasi dengan survei di perkotaan dan se-
                          luruh Indonesia  untuk  mendapatkan  data dasar  guna
                          menyusun land use planning;  2. Menyebarluaskan hasil-
                          hasil karya Direktorat Land Use dan mengembangkan ilmu
                          pengetahuan dalam bidang land use; 3. Melakukan penen-
                          tuan daerah transmigrasi; 4. Memberikan fatwa land use
                          dalam rangka pemberian hak atas tanah; 5. Memberikan
                          saran dalam pengelolaan tanah kritis/rusak seperti tanah

                          gundul, longsor, dan terendam  banjir (Penyuluh  Land-
                          reform, No. 12 Thn. IX Juni 1970). Lima program tersebut
                          sangat  strategis dan  tampak  nuansa  pengembangan
                          keilmuannya. Tak heran kemudian direktorat ini pada
                          perkembangannya diisi  oleh banyak ahli yang berkon-
                          sentrasi pada dua pengembangan: teknis dan keilmuan
                          land use.
                              Kecerdasan  di dalam  membaca isu  yang akan ber-
                          kembang ke depan menjadi landasan berfikir sehingga
                          menemukan titik krusial yang akan dihadapi oleh manusia
                          dan dunia ke depan. Dalam berbagai tulisannya, Sandy
                          (1973, 1974b, 1974a) mengingatkan ke depan kebutuhan
                          akan pangan sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang

                                                                             193
   224   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234