Page 57 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 57

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                          mendalami lembaga agraria/pertanahan sejak awal mula
                          hadir di Indonesia. Pendekatan dan cara untuk mema-
                          hami lembaga agraria adalah metode sejarah kritis dan
                          konstruktif  (Kartodirdjo, 1993) dan pendekatan histori-
                          cal institution yang dikembangkan oleh Sorensen (2015).
                          Kebutuhan studi ini adalah merekonstruksi ulang kebe-
                          radaan lembaga, baik proses maupun eksistensi perjalanan
                          lembaga agraria. Harapannya, metode historical institu-
                          tion mampu menghadirkan postur lembaga agraria secara
                          utuh, karena kerangka yang dibangun melihat lembaga
                          sebagai sebuah objek yang hidup.  Metode ini memung-
                          kinkan untuk  merekonstruksi sejarah  secara utuh, na-
                          mun butuh pendekatan yang solid untuk membaca data
                          historis  dalam  konteks  dinamika,  perubahan,  dan
                          kebijakan (Wasino, Hartatik, 2018). Artinya, cara baca
                          kritis atas proses dan perjalanan itu dibutuhkan  untuk
                          melihat secara jernih bagaimana lembaga itu hadir dan
                          dimanfaatkan.  Dalam  menjelaskan perjalanan sejarah
                          kelembagaan, kajian ini juga dilengkapi dengan naskah-
                          naskah sejarah lembaga dan produk hukum yang dikelu-
                          arkan pada periode kajian.

                              Studi kelembagaan  ini  bukan  studi kasus  dengan
                          objek yang tunggal melainkan studi sejarah kelembagaan
                          yang  tidak terbatasi  oleh ruang. Studi ini menyeluruh
                          dalam bentuk sejarah kelembagaan nasional. Oleh karena
                          itu, studi ini dilihat dalam kerangka lebih elitis dan luas,
                          karena terkait lembaga, kebijakan, dan produk yang diha-
                          silkan oleh negara. Dengan demikian, studi ini melihat
                          sejarah lembaga dari perspektif elite dan produk institusi.

                                                                              21
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62