Page 167 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 167
Djoko Suryo
daya tarik (pull factor) bagi pemuda-pemuda di seluruh
wilayah Indonesia untuk datang menimba ilmu pengeta-
huan di Yogyakarta dan untuk menjadi “anak bangsa”
(“children of Indonesia”). Ini merupakan peristiwa historis
Yogyakarta memantapkan diri sebagai “melting pot” anak
bangsa, dan memiliki simbol kebanggaan “Kota Pelajar”.
10.Pergeseran suasana revolusi ke suasana pendidikan dan
kebudayaan benar-benar terasa pada 1950-an. Hiruk-pikuk
kota bergeser dari desingan mesiu pertempuran 6 jam di
Jogja ke hilir-mudik pemuda bersepeda menuju ke perku-
liahan di berbagai perguruan tinggi atau ke berbagai seko-
lah dan akademi yang tersebar di penjuru kota. Kota Yog-
yakarta juga disibukkan dengan berbagai kegiatan semi-
nar, konferensi, diskusi ilmiah, politik dan kebudayaan,
baik nasional maupun internasional. Jangan dilupakan
Kota Yogyakarta juga disemarakkan oleh pentas-pentas
berbagai cabang kesenian (drama, lukis, musik, wayang,
wayang-wong, ketoprak) serta diskusi-diskusi keagamaan
dan mimbar-mimbar pengajian. Suasana kehidupan budaya
yang demikian itu tidak hanya terasa di lingkungan per-
kotaan tetapi juga di lingkungan pedesaan di wilayah yang
sejak masa awal kemerdekaan telah diakui menjadi Provin-
si Daerah Istimewa Yogyakarta.
5. Prospek Keistimewaan Sosial Budaya Yogyakarta di
Masa Depan
Uraian di atas telah menggambarkan bahwa Yogyakarta
mempunyai kekayaan dan keistimewaan kebudayaan lokal yang
luar biasa yang mencakup
(1) nilai-nilai sejarah
2) konsepsi filosofis, religius, moralitas/spiritualitas
(3) nilai-nilai etika dan estetika
(4) nilai-nilai sosio-kultural,
(5) lembaga-lembaga pranata sosial
146