Page 38 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 38
Transformasi Masyarakat Indonesia...
depan dengan memberikan arah, dan karenanya seluruh tujuan
karyanya ingin diabdikan untuk keselamatan masa depan: savoir
pour prevoir. Comte juga merumuskan sejarah manusia dalam
18
tiga pola era, yaitu Era Teologis (the Theological Era), Era Metafisis
(The Metaphysical Era) dan Era Positif (modern) (The Positive Era). 19
Apabila Turgot percaya bahwa ilmu kemajuan sosial harus
dibangun sebagai basis untuk perencanaan masa yang akan
datang, maka Condorcet mencoba melihat masa depan secara
ilmiah dan berusaha untuk “menjinakkannya”; sementara Saint-
Simon menyusun rancangan organisasi pemerintahan bagi dunia
masa yang akan datang. 20
Pemikiran Barat visioner lainnya juga bisa disimak dalam
pemikiran Karl Marx, Spengler, Toynbee, Rostow, Daniel Bell,
Alvin Toffler, John Naisbiit, dan Rischard. Dalam pandangan
Historis Materialisme dan Determinisme Ekonomi-nya Karl
Marx (1818-1883) percaya bahwa satu-satunya faktor yang me-
nentukan kehidupan manusia adalah ekonomi, karena itu ia
merumuskan perkembangan masyarakat atas mode produksi
sejarah perkembangan masyarakat dalam lima tahapan per-
kembangan, yaitu dari (1) Masyarakat Komunisme Primitif (Pri-
mitive communism - Asian mode); (2) Masyarakat Perbudakan
kuna (Ancient Slavery); (3) Masyarakat di bawah Feudalisme
Abad Pertengahan (Medieval Feudalism); (4) Masyarakat di bawah
sistem Kapitalisme; dan sampai mencapai tahap masyarakat
hidup di bawah sistem (5) Sosialisme /Komunisme (yang waktu
itu belum tiba). 21
Oswald Spengler (1880-1936) dalam karyanya Decline of the
West, diterbitkan pada 1918, meyakini adanya kesamaan dasar
18 lihat Alvin Toffler (ed.) Learning for Tomorrow, The Role of the Future
in Education (New York: Vintage Books, 1974), hlm. 77.
19 Ronald H. Nash (ed.), Ideas of History . Vol. 2 (New York: E.P. Dutton
& Co., Inc., 1969), hlm. 8-12.
20 Alvin Toffler, loc. cit.
21 Steven Best, op. cit., hlm. 32-84; dan Nash, Vol. I, op. cit., hlm. 114-115.
17