Page 35 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 35

Djoko Suryo

               sa yang akan datang baik dalam jangka panjang maupun pen-
               dek, seperti yang tercermin dalam isu tentang dua puluh Prob-
               lem Global yang perlu dipecahkan dalam 20 tahun mendatang
               atau “Twenty Global Problems, Twenty Years to Solve Them”.  Isu
                                                                   13
               global lainnya yang cukup relevan adalah isu tentang Educa-
               tion for Sustainable Development to Secure Our Future (Pendidikan
               untuk Pengembangan Berkelanjutan bagi Keselamatan Kita
               pada masa yang akan datang). Kedua isu global tersebut rele-
               van dengan kajian sejarah yang berinti pada konsep continu-
               ity and change, serta kajian Sejarah yang  future oriented.
            g. Kajian Sejarah Visioner pada dasarnya dapat menjadi alat
               bantu dalam kajian multidisipliner atau interdisipler bagi ka-
               jian tentang masalah-masalah masa kini dan masa mendatang.
            h. Kajian Sejarah Visioner memperkuat tugas dan peran sejara-
               wan dalam merekonsiliasikan kelangsungan dan perubahan
               masa lampau, masa kini dan masa mendatang baik bagi
               kepentingan akademik maupun publik.


            4. Beberapa Perspektif  Pendekatan Visioner pada Masa
               Lampau dan Masa Kini

                Sesungguhnya, perspektif pendekatan pemikiran visioner
            telah lama dikenal dalam kehidupan sejarah pada masa lampau
            hingga masa kini. Sejak awal Agama-Agama Ibrahim (Millah



                13  Dua Puluh Isu Global yang dimaksud antara lain, yaitu isu tentang
            pemanasan global; kehilangan biodiversitas dan ekosistem; penipisan
            perikanan, deforestasi, kelangkaan air, keselamatan dan polusi  kelautan;
            perlawanan masif terhadap kemiskinan; pemeliharaan perdamaian,
            penangkalan konflik dan perang melawan terorisme; pendidikan untuk semua
            (education for all); penyakit infeksi global; digital divide; penanggulangan bencana;
            penciptan kembali perpajakan untuk abad ke-21; peraturan biotekhnologi;
            arsitektur finansial global; illegal druggs, peraturan perdagangan, investasi, dan
            persaingan; hak properti intellektual; peraturan e-commerce; dan peraturan
            tenaga kerja internasional dan migrasi. Lihat, J. F. Rischard, High Noon, Twenty
            Global Problems, Twenty Years to Solve Them (New York: Basic Books,  2002).

            14
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40