Page 106 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 106
Bab III
Revolusi Hijau Di Asia Tenggara
Dan Transformasi Agraria Indonesia
B ab ini berusaha menguraikan gagasan yang melatarbelakangi
satu proyek besar pembangunan pertanian-pedesaan yang
terjadi pada paruh kedua abad XX, yakni Revolusi Hijau (Green
1
Revolution) .
Bagian berikut akan melihat bagaimana proses gagasan ter-
sebut di Asia Tenggara dan dalam konteks itu akan tampak ba-
gaimana transisi dan transformasi agraria Indonesia terjadi. Jika
“transisi” agraria hanya terkait dengan perubahan dari “tra-
disional” ke “modern”, maka “transformasi” agraria adalah “peru-
bahan sosial-ekonomi masyarakat pedesaan”. Transformasi itu
dapat menuju pada arah kapitalis, sosialis, dan neo-populis.
A. Revolusi Hijau dan Berbagai Aspeknya
Proyek besar yang disebut dengan Revolusi Hijau bertujuan
untuk memenuhi keamanan pangan (food security) dunia. Namun
demikian, “Revolusi Hijau” menandai era perubahan ekonomi
1 Istilah “Green Revolution” pertama kali diungkapkan oleh William S.
Gaud yang bekerja di United States Agency for International Development
(USAID) pada Maret 1968 ketika berbicara di hadapan “Society of International
Development” guna menggambarkan fenomena dunia pertanian yang mengalami
perubahan mendasar dan meluas. Istilah lain yang diungkapkan Lester R. Brown
adalah “Agricultural Revolution”. Kazuo Saito, “On Green Revolution”, The
Developing Economies, Vol. 8, No. 1, Maret, 1971, hal. 16. Bandingkan, Anonim,
“Green Revolution Curse or Blessing?”, kertas kerja International Food Policy Re-
search Institute, 2002, hal. 1.
53