Page 103 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 103
Ahmad Nashih Luthfi
men kebijakannya (mulai dari periode VOC, Daendels, Raffles,
van Der Capellen, Culttuurstelsel, ekonomi liberal, hingga Politik
Etis, sebagaimana uraian di atas), pembentukan negara (state for-
mation) adalah bagian dari pemantapan aktivitas ekonomi inter-
nasional di Hindia Timur.
Tabel 3. Penggunaan Tanah sampai dengan Tahun
1938 55
1. Tanah Jawa 13.212.400 ha
a. Untuk onderneming asing:
tanah partikelir 498.829 ha
tanah erfpacht pertanian 590.858 ha
besar 11.510 ha
tanah erfpacht pertanian 89.624 ha
kecil 59.965 ha
sewa dari rakyat
tanah konversi (Yogya, 3.370.600 ha
Surakarta)
b. Tanah pertanian rakyat :
sawah 4.692.000 ha
ladang dan pekarangan
[sawah yang sekian itu 3.106.100 ha
dikurangi dengan 1.057.400 ha
persewaan tanah untuk
onderneming]
c. Berupa hutan
d. Tambak, dll
2. Sumatera Timur 3.370.600 ha
a. Tanah onderneming 888.000 ha
b. Tanah pertanian rakyat 252.000 ha
c. Hutan cadangan 519.000 ha
d. Hutan rimba liar 1.372.000 ha
3. Daerah Bali -
a. Onderneming asing [karet, 2.559,28 ha
randu, kelapa, kopi, merica,
akar tuba] 347.700 ha
b. Tanah pertanian rakyat 96.400 ha
sawah 155.000 ha
tegalan, dengan tanaman 26.000 ha
umur panjang 63.000 ha
kebun kopi 7.300 ha
kelapa 138 ha
tanaman lain-lain 214.292 ha
c. Tanah pegaraman
d. Hutan cadangan, jurang dan
vrije landsdomein
55 M. Tauchid, op.cit., hal. 206-207
50