Page 104 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 104

Melacak Sejarah Pemikiran Agraria


                   Ketika Belanda telah memutuskan membuka Hindia Timur
               untuk ekonomi internasional dan pasar bebas melalui berdirinya
               perusahaan-perusahaan yang dilindungi oleh Undang-undang
               Agraria 1870 dan berbagai aturan lainnya, maka “syarat dan
               pelengkap” bagi berdirinya negara guna menjamin aktivitas niaga
               itu segera diciptakan.
                   Dalam proses penciptaan negara–bangsa itu, cara-cara yang
               ditempuh, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Malcolm Caldwell
               dan Ernst Utrecht, 56  adalah pertama, perlunya modal ekonomi
               para pengusaha perkebunan dan pengusaha pertambangan untuk
               membeli peralatan, menggaji buruh dan menopang mereka,
               sampai keuntungan yang memadai mulai bertambah. Kedua,
               modal sosial: jalan, jawatan kereta api, pelabuhan, rumah sakit,
               sekolah dan segala kebutuhan infrastruktur yang sangat penting
               untuk melayani investor dan administrasi. Ketiga, impor untuk
               segala jenis barang yang dibutuhkan: mulai dari mesin, perkakas,
               baja dan berbagai tipe barang modal lainnya untuk orang Eropa
               dan barang-barang konsumsi mewah untuk penduduk kulit
               putih. Keempat, dan ini yang paling penting karena kegagalan di
               bidang ini akan membahayakan bidang lainnya (jika bukan
               menutup seluruh opsi itu), yakni pasukan, mesiu dan dana yang
               dibutuhkan untuk menciptakan Rust en Orde. Maka dengan kon-
               figurasi itu sempurnalah sebuah bentuk negara yang kita kenal
               dengan Hindia Belanda, suatu cikal bakal yang kelak menjadi ne-
               gara Indonesia! 57



                   56  Lihat Malcolm Caldwell dan Ernest Utrecht, Indonesia: An Alternative
               History, (Sydney: Alternative Publishing Co-operative Limited, 1976), terutama
               Bab III.
                   57  Cara pandang kedua penulis dalam melihat sejarah Indonesia dengan
               menghadapkannya pada pertumbuhan kapitalisme sangatlah menarik.  Penulis
               menunjukkan  bagaimana  praktik  pemerintah  kolonial  melalui  berbagai
               eksperimen kebijakannya (mulai dari periode VOC, Daendels, Raffles, van Der
               Capellen, Cultuurstelsel, Ekonomi Liberal, Politik Etis, hingga ekonomi Orde
               Baru) adalah bagian dari pemantapan aktivitas ekonomi kapital (internasional),
               dan dalam konteks inilah negara Indonesia dibentuk (state formation). Berbagai
               kebijakan itu merupakan “previous accumulation” guna memberi jalan lempang
               bagi kapital masuk. Cara pandang ini mewarnai dalam setiap bab. Dalam konteks
               akselerasi dan akumulasi kapital yang difasilitasi oleh negara kolonial hingga
                                                                         51
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109