Page 66 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 66

Melacak Sejarah Pemikiran Agraria


               sannya akan pelaksanaan Reforma Agraria di Indonesia. Menu-
               rutnya, semasa rezim Orde Baru isu Reforma Agraria (RA) sangat
               dihindari. Baginya, Revolusi Hijau yang dijalankan tanpa didahu-
               lui Reforma Agraria (RH tanpa RA) tidak akan mampu men-
               transformasikan masyarakat Indonesia menuju masyarakat indus-
               trial sebagaimana yang dijanjikan. Argumennya, RH tidak meng-
               ubah apapun dalam struktur pedesaan, bahkan memperlebar ja-
               rak antara yang kaya dengan yang miskin, hingga melahirkan di-
               ferensiasi baru dalam masyarakat pedesaan.
                      Pendekatan yang harus dilakukan di dalam sistem
               pengetahuan dan kekuasaan semacam itu adalah pelaksanaan Re-
               forma Agraria by laverage (didongkrak dari bawah, berdasarkan
               pemberdayan terhadap petani), bukan by grace (hasil dari ke-
               murah-hatian negara). Pendekatan pertama akan mampu meng-
               ubah struktur penguasaan sumber ekonomi pedesaan dan meng-
               hasilkan pembangunan yang merata dibanding pendekatan ke-
               dua yang hanya mampu mengubah nilai dan fungsinya.


               C. Tentang Buku ini
                   Buku ini akan mencoba pertama, melacak genealogi pemi-
               kiran ekonomi politik transformasi pedesaan sejak abad XIX.
               Wacana ini berkembang dalam konteks global baik yang sifatnya
               akademis maupun politik di abad XX, hingga masa Orde Baru
               dimana sistem pengetahuan dan kekuasaan dalam pembangunan
               pedesaan dikonstruksi.
                   Cara membaca sejarah periode kolonial yang demikian pan-
               jang dilakukan dengan menghadapkannya pada pertumbuhan ka-
               pitalisme. Kapitalisme bekerja dengan cara mengakumulasikan
               kekayaan dan keuntungan (surplus value) sebagai tujuan sekaligus
               sebagai syarat perlu bagi perkembangan kapitalisme selanjutnya.
               Proses akumulasi prasyarat inilah yang disebut sebagai primitive
               accumulation atau previous accumulation. Dalam proses terakhir ini
               penting dilihat bagaimana posisi rakyat dan tingkat keama-
               nan/kerentanannya terhadap alat produksinya. Khusus terhadap
               tema ini, strategi yang dilakukan adalah dengan menafsirkan ulang

                                                                         13
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71