Page 71 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 71
Ahmad Nashih Luthfi
baru”-nya. 22 Buku ini berguna untuk mengetahui bagaimana
Sajogyo melihat dirinya sendiri (from within) dan perjalanan
kariernya sebagai ilmuwan. Meski demikian, buku ini tidak seca-
ra mendalam mengeksplorasi konteks yang lebih luas bagaimana
situasi dan kondisi ilmu sosial (sosiologi pedesaan) saat itu.
Tuduhan kemandegan ilmu sosial dapat dilihat dari uraian
Arief Budiman yang diwawancarai oleh majalah Prisma pada
tahun 1983. 23 Ia menjelaskan bahwa kemandegan itu disebabkan
ahistorisnya ilmu sosial di Indonesia. Tidak adanya dialektika
antara yang empiris dengan ide menjadikan ilmu sosial di
Indonesia semata-mata bersifat tekstual dan normatif. Ia tidak
dipergulati ke dalam kondisi real masyarakat dengan melihat
konteks historisnya masing-masing. Ilmu-ilmu sosial liberal
diaplikasikan secara ahistoris. Tulisan ini memberi manfaat pada
argumen tentang tuduhan kemandegan ilmu sosial di Indonesia
dan melalui pengalaman kedua tokoh Bogor yang dikaji,
benarkah tuduhan itu berlaku bagi mereka. Jika tidak, apa dan
bagaimana pengalaman mereka berdua sampai dengan tidak
mengalami jebakan “kemandegan” tersebut.
Karya sejarah yang secara eksplisit dan tegas
menunjukkan pendekatannya secara Marxis sekaligus Indone-
siasentris adalah tulisan Malcolm Caldwell dan Ernest Utrecht,
An Alternative History of Indonesia. 24 Cara pandang kedua penulis
dalam melihat sejarah Indonesia dengan menghadapkannya pada
pertumbuhan kapitalisme sangatlah berbeda. Penulis menun-
jukkan bagaimana praktik pemerintah kolonial melalui berbagai
eksperimen kebijakannya (mulai dari periode VOC, Daendels,
Raffles, van Der Capellen, Culttuurstelsel, Ekonomi Liberal, Politik
Etis, hingga ekonomi Orde Baru) adalah bagian dari pemantapan
aktifitas ekonomi kapital, dan dalam konteks inilah negara
22 Sajogyo, Dari Praktek ke Teori dan ke Praktek yang Berteori (Jakarta: Yayasan
Agro Ekonomika, 2004). Tulisan ini dimuat kembali dalam Sajogyo, 2006, loc. cit.
23 Arief Budiman, “Ilmu-ilmu Sosial Indonesia Ahistoris”, Prisma 6, Juni,
1983, hal. 74-90.
24 Malcolm Caldwell & Ernst Utrecht, An Alternative History of Indonesia
(Sidney: Apcol, 1979).
18