Page 69 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 69
Ahmad Nashih Luthfi
D. Tentang Mazhab Pemikiran
Sebuah pemikiran dapat disebut sebagai “Mazhab” atau
“School of Thought” jika memenuhi karakteristik tertentu. 18
Karakteristik tersebut di antaranya:
1. Adanya kelembagaan formal ataupun non-formal yang
menjadi wadah para peneliti (epistemic community) saling
berdiskusi, mengular gagasan, menguji dan mengukuh-
kannnya.
2. Adanya sosok intelektual berwibawa, baik dalam pera-
nannya sebagai “managerial schooler” maupun “ideological
broker”.
3. Adanya sebuah manifesto (akademis). Bila ceramah in-
agurasi Horkheimer pada tahun 1931 menandai lahir-
nya teori kritis dan bagaimana menempatkan posisi fal-
safahnya yang lahir dalam konteks fasisme Nazi, maka
adakah hal semacam itu pada Mazhab Bogor?
4. Paradigma baru. Apa paradigma baru yang diusung oleh
kedua ilmuwan tersebut pada masing-masing isu dan
disiplin ilmu yang digelutinya?
5. Adanya jurnal atau media apapun sebagai outlet yang
mempublikasikan hasil-hasil penelitian, sehingga de-
ngan itu kedua tokoh menyebarkan gagasan-gaga-
sannya, mendialogkannya dengan teks-teks lain (inter-
tekstualitas), dan relasi teks dengan realitas.
Dengan peta pengetahuan yang tersebar di atas, maka
sebagai strategi heuristik-nya adalah mengikuti 5 hal pencirian
tersebut. Informasi mengenai kelembagaan dan sosok intelektual
akan didapatkan dari wawancara lisan dan pembacaan terhadap
naskah-naskah yang ditulis oleh berbagai kalangan, demikian
juga informasi mengenai “manifesto”, paradigma, dan outlet gaga-
san. Sumber-sumber primer berupa tulisan-tulisan kedua tokoh
yang dikaji diperoleh dengan mudah di perpustakaan Sajogyo
18 Rolf Wiggershaus, The Frankfurt School: Its History, Theories and Political
Significane (Oxford: Politiy Press, 1986), hal. 2.
16