Page 125 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 125

M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)

              negara melainkan tanah rakyat yang dikuasai dengan hak
              yang jelas yang diakui dan dilindungi oleh negara.
            o Untuk mendukung perlindungan terhadap tanah komunal
              itu maka komunitas lokal perlu diperlakukan sebagai
              subyek hukum sama halnya dengan perorangan atau
              badan hukum.


            IV. Catatan Penutup: Menggagas Hak Pengelolaan
                Komunitas sebagai sebuah opsi

                Prinsip-prinsip pengakuan dan perlindungan sistem te-
            nurial lokal sebagaimana disebutkan pada bagian III tulisan
            ini terlihat lebih dekat dengan karakter hak pengelolaan
            sebagaimana dikenal dalam sistem hukum tanah dewasa
            ini. Hanya saja, hak pengelolaan yang sekarang berlaku lebih
            banyak ditujukan untuk melayani kepentingan institusi/
            badan usaha pemerintah seperti halnya hak pengelolaan
            pada Badan Otorita Batam dan PT Pelindo/KAI. Skema
            seperti hak pengelolaan ini sebenarnya bisa memberikan
            inspirasi pada perumusan hak tanah pada komunitas lokal.
            Tetapi, tentu saja ada perbedaan mendasar antara keduanya.
            Pada hak pengelolaan untuk institusi pemerintah, tanah yang
            digunakan adalah tanah negara (hak pengelolaan publik).
            Hak bersifat pemberian dari pemerintah sehingga bisa dita-
            rik kembali. Sedangkan pada hak yang untuk sementara
            bisa dinamakan hak pengelolaan komunitas, maka hak
            tersebut berlaku atas tanah-tanah komunitas (hak penge-
            lolaan privat). Hak juga tidak ditanggapi sebagai pemberian
            oleh pemerintah tetapi pengakuan pada keberadaan yang
            telah memperoleh legitimasi sosio-kultural dari komuni-


            78
   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130