Page 124 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 124

Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria 2006-2007

               o Tanah perlu dipandang sebagai tanah yang dikuasai secara
                 komunal. Tanah komunal secara sederhana dapat diar-
                 tikan sebagai teritori dimana tanah dan sumber daya alam
                 terdapat yang dikuasai oleh sekolompok orang yang
                 membentuk sebuah unit sosial disebut komunitas.
                 Komunitas yang bersangkutan mempunyai kepentingan
                 yang sama terhadap teritori tersebut  baik untuk tujuan
                 ekonomi, sosio-kultural maupun spiritual. Hak-hak yang
                 muncul dari relasi sosial dalam teritori tersebut menda-
                 patkan legitimasi dan dilindungi serta ditegakkan oleh
                 komunitas yang bersangkutan, bukan oleh kekuatan
                 politik dan ekonomi yang berasal dari luar komunitas,
                 seperti halnya negara. Dengan hak itulah maka komunitas
                 yang bersangkutan mengatur, mengalokasikan, meman-
                 faatkan termasuk dapat mengeluarkan orang lain dari
                 teritori tersebut.
               o Tanah komunal itu membentuk sistem kepemilikan ber-
                 lapis dimana kepemilikan individual/keluarga/kelompok
                 kecil dimungkinkan ada di dalamnya.
               o Ketika berhadapan dengan pihak ketiga, maka tanah
                 komunal itu dilihat sebagai kesatuan properti yang utuh
                 dari anggota komunitas. Namun, properti itu mempunyai
                 karakter yang khusus yakni sifat tidak bisa dialihkan kepa-
                 da pihak luar secara permanen. Termasuk dalam hal ini
                 adalah tidak diperbolehkannya menggunakan tanah
                 tersebut sebagai agunan dalam akad kredit dengan siapa-
                 pun yang dapat berisiko beralihnya hak atas tanah kepada
                 pihak kreditor.
               o Sebagai hak properti yang utuh maka tanah-tanah komu-
                 nal tidak dapat disamakan dengan tanah publik/tanah

                                                                   77
   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129