Page 119 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 119

M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)

              jakan dan program pembangunan nasional sering tidak
              mampu menangkap esensi ini. Tanah pada komunitas
              lokal (terutama masyarakat adat) lebih sering dilihat
              dalam dimensi ekonominya semata.
            • Penguasaan terhadap tanah dipegang oleh komu-
              nitas (communal rights)  dengan tetap mengakui ada-
              nya penguasaan keluarga dan individual pada
              bagian-bagian tertentu.  Penjelasan lebih lanjut tentang
              sifat penguasaan komunal ini dapat dilihat pada bagian
              III dari tulisan ini. Hal yang ingin disampaikan di sini
              adalah bahwa banyak kesalahpahaman terhadap karakter
              penguasaan ini. Sifat komunal dipahami sebagai pene-
              gasian terhadap segala penguasaan individual. Padahal,
              dalam praktinya hak-hak individual dan keluarga tetap
              diakui. Sistem tenurial lokal membentuk sistem kepe-
              milikan berlapis (multi-layered property rights), di mana
              kepemilikan lokal berada pada lapis terluar dan umumnya
              berfungsi dalam relasi dengan pihak luar. Sementara itu,
              di dalamnya terdapat sejumlah kepemilikan individual
              dan keluarga yang saling berinteraksi dalam payung
              kepemilikan komunal yang ada.
            • Batasan antara ranah publik dan privat dalam
              sistem kepemilikan tidak setegas pada sistem kepe-
              milikan dalam sistem hukum Barat, namun tidak
              berarti pula terdapat tumpang tindih antara kepe-
              milikan publik dan privat tersebut. Eksklusifitas
              merupakan ciri utama dari hak privat dalam sistem hukum
              Barat. Pada sistem tenurial lokal hal itu seakan-akan tidak
              tampak. Sebuah contoh yang jelas misalnya orang bebas
              menggunakan tanah seseorang sebagai jalan tembus

            72
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124