Page 197 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 197

M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)

            masyarakat perkotaan yang berlainan dengan masyarakat
            pedesaan. Penyeragaman penyeragaman telah mengancam
            bahkan dapat menggusur “the living law” yang masih dibu-
            tuhkan oleh masyarakat adat yang sederhana. Misalnya
            dalam hal gadai tanah masyarakat pedesaan masih banyak
            melakukan hal tersebut karena cepat dan sederhana untuk
            melayani kepentingan masyarakat pedesaan telah mulai
            terncam dengan bentuk modern yang sulit dan tidak seder-
            hana yakni  dengan ketentuan tentang hak tanggungan.
                Perlu suatu kajian yang mendalam bagaimana bentuk
            surat tanda bukti hak kuat bukan saja sertifikat tetapi ben-
            tuk surat lain yang telah dikuatkan oleh putusan pengadilan
            di Lombok. 6


            Landasan Filosofis

                Sesungguhnya dengan adanya Amandemen UUD 1945,
            landasan filosofis di bidang keagrariaan bukan semata ber-
            dasarkan pasal 33 ayat 3 UUD 1945. yang menunjuk negara
            sebagai penguasa bumi air dan kekayaan alam yang terkan-
            dung di dalamnya digunakan untuk sebesar  besar kemak-
            muran rakyat. Benar bahwa state atau negara dahulu dikon-
            sepsikan sebagai negara budiman, yang bertugas memak-
            murkan rakyatnya, tetapi segera konsepsi demikian menda-
            patkan kritik yang tajam ketika negara kemudian  tidak
            memegang amanah dalam menunaikan tugasnya. Berbagai
            sumber alam , minyak, gas, emas, tembaga  telah dikuasai


               6  Janis Maladi , Implementasi Pendaftran Tanah di Kabupaten
            Lemobok Barat”, Desertasi , Program Doktor Pasca Sarjana Universi-
            tas Brawijaya, 2006, hal xiii.

            150
   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202