Page 194 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 194

Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria 2006-2007

               tuan yang mendorong pemahaman bahwa tanah itu
               merupakan komoditas dan mengabaikan nilai lainnya seperti
               fungsi sosial dan nilai religius, menunjukkan ketidaksinkro-
               nan sejumlah peraturan pelaksanaannya dengan UUPA.   2
                   Dari hal terebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa
               UUPA telah dilingkari oleh berbagai ketentuan pelaksana-
               annya, semacam lingkaran corona pada gerhana matahari
               yang melumpuhkan makna hakiki yang baik dari substansi
               UUPA. Jiwa UUPA yang populis, anti penindasan, anti mo-
               nopoli telah ditelikung dengan aturan pelaksanaanya yang
               kapitalistik dan kurang melindungi rakyat jelata. Peraturan
               yang menelikung tersebut bukan hanya pada tingkatan di
               bawah undang undang (UUPA) tetapi juga yang sejajar
               dengan undang undang.
                   Persoalan lain yang timbul ialah kurang lengkapnya
               peraturan pelaksaanaan nya, misalnya Peraturan Pemerintah
               tentang hak menguasai dari Negara yang pelaksanaannya
               dapat dikuasakan kepada daerah daerah swatantra
               (otonom)  dan masyarakat masyarakat hukum adat, penge-
               cualian dari asas pasal 10 UUPA, terjadinya hak milik menu-
               rut hukum adat, pembatasan penggunaan tanah milik oleh
               bukan pemiliknya, dan masih banyak lagi lainnya.
                   Kurangnya peraturan yang melengkapi UUPA berarti
               ada kekosongan hukum, sehingga menambah ketidakpastian
               hukum, yakni  bukan saja ketidak pastian dalam hukum tetapi
               juga ketidakpastian karena hukum, artinya akan terjadi peris-



                 2  Sri Hayati “Restrukturisasi Hak atas Tanah dalam Rangka Pemba-
               ruan Hukum Agraria Nasional” Pidato pengukuhan Guru Besar, Fakultas
               Hukum Universitas Airlangga tanggal 6 Maret 2005.

                                                                  147
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199