Page 84 - Multipurpose Cadastre Pengadaan Tanah dan Legalisasi Aset: Penyelesaian Persoalan-persoalan Agraria dan Tata Ruang
P. 84

Penyelesaian Persoalan-persoalan Agraria dan Tata Ruang
                                              (Hasil Penelitian Sistematis 2018)   75


              pasti mempunyai ulayat kaum, baik nagari yang berada di daerah
              kabupaten maupun nagari yang berada di wilayah kota.
                  Tanah ulayat kaum disebut juga sebagai pusaka tinggi karena
              tidak dikenal lagi pemiliknya yang pertama (Thalib 1985, 4-5). Tanah
              ulayat kaum ini merupakan tanah adat yang paling eksis di antara
              jenis-jenis  tanah adat lainnya di Sumatera Barat.  Oleh karena itu
              untuk menentukan subyek yang berhak menerima ganti rugi serta

              kewenangan  membuat  keputusan  dalam proses pengadaan  tanah
              di Sumatera Barat, perlu terlebih dahulu menemukenali jenis tanah
              ulayat yang ada.
                  Berapakah luas tanah ulayat yang ada di Sumatera Barat? Tidak

              diperoleh angka yang pasti. Otoritas Pertanahan mengatakan bahwa
              data luas tanah ulayat tidak ada oleh karena belum pernah dilakukan
              pengukuran terhadap tanah  ulayat.  Terkait  dengan  luas tanah
              ulayat  tersebut, Lembaga Bantuan Hukum (LBH)  Padang merilis
              dalam Catatan Akhir Tahun 2016 bahwa dari 4.229.700 hektar luas
              daratan Provinsi Sumatera Barat,  32,22%  telah menjadi  kawasan
              industri perkebunan sawit, pertambangan dan industri kayu hutan.
              Areal kawasan lindung dan konservasi mencapai 40,19% dan hanya
              menyisakan 27,58%  untuk  ruang hidup masyarakat (LBH  Padang

              2016, 24).
                  Data  di  atas menunjukkan bahwa  tanah  ulayat (kaum)
              mengalami  penciutan  yang  cukup  signifikan.  Hal  tersebut  terjadi
              utamanya karena areal yang telah berubah fungsi menjadi ‘kawasan

              perindustrian’  – utamanya untuk perkebunan  – pada  awalnya
              merupakan tanah ulayat yang dilepas (menjadi tanah negara) untuk
              kemudian  diberikan pada perusahaan perkebunan.  Pelepasan
              tersebut mengakibatkan status tanah tersebut berubah, yang semula
              merupakan tanah ulayat kemudian menjadi tanah hak. Untuk usaha
              perkebunan hak atas tanah yang diberikan adalah hak guna usaha.
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89