Page 205 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 205
Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan 193
perincian, untuk tenaga Administratir 5 orang dari Indonesia,
14 orang dari Belanda, sedang untuk Hfd Employe 4 orang dari
Indonesia, 12 orang dari Belanda, sementara untuk Employe
sebanyak 55 orang dari Indonesia dan 11 orang dari Belanda,
dan untuk Ass. Employee 70 orang dari Indonesia sedang dari
Belanda tidak ada.”
Begitu juga pada tahun-tahun terakhir pemilikan perusahaan
perkebunan partikelir milik Belanda di Indonesia, salah satunya
kebun tembakau milik NV. Cultuur Maatschappij Djelboek (CMD),
yaitu kebun Soekokerto Adjong juga sudah mulai memasukkan
beberapa tenaga kerja dari bumi putera. Hal itu tampak dalam
struktur organisasi perusahaan perkebunan sebagai unit usaha:
Administratur : E.M. Nieuwenhuys
Hoofden Employe : A.H Simon
Opziener Afdeling Adjong : Neeleman
Opziener Afdeling Lembengan : R. Soedarso
Opziener Afdeling Suren : A.H Simon
Afpak-Schuur Employe : R.M Mulyadi
Asisten Opziener : M. Thamrin dan R. Rahmadi
Hal yang sama juga berlaku di perusahaan perkebunan BTM
Taman Bunder Bondowoso y telah melibatkan beber
orang bumi putra di struktur kantor perusahaan sejak penyerahan
kedaulatan (1949). Termasuk pada masa sebelum berlangsung
pengambilalihan sudah melibatkan beberapa tenaga dari Sekolah
Pertanian Menengah Atas (SPMA) yang dijadikan tenaga Penilik
perkebunan B Bondowoso Soetardjo
Plindungan Bondowoso A serta Djok
Pramudito dari Probolinggo. 5
Tindakan kompromi di atas atau yang disebut sebagai proses
Indonesianisasi oleh pihak perusahaan perkebunan tersebut
5 Wawancara dengan Ibrahim, 14 September 2004.