Page 203 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 203

Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan  191


              perusahaan perkebunan dengan para pemilik erfpacht sudah mulai
              menggarap  kembali tanah-tanah  yang pernah  mereka  tinggalkan.
              Sementara pada sisi masyarakat perkebunan didukung oleh berbagai
              kekuatan  politik, termasuk  sebagian  elite  pemerintah, ingin
              melakukan  perubahan  struktur  agraria  dari kolonial tersebut  ke
              nasional. Bersamaan dengan itu pemerintah sendiri masih berkutat
              dengan pekerjaan rumah melakukan recovery ekonomi akibat krisis
              ekonomi dan perang yang berkepanjangan. 2

                  Gairah  masyarakat  perkebunan  di Jember  guna  terlibat  lebih
              aktif  dalam  pemanfaatan  dan  pengelolaan  sumber-sumber  agraria
                wilayah perkebunan semakin mening  Masyarakat perk




              dalam  setiap  kegiatannya  baik  itu  rapat-rapat  umum  maupun
              pertemuan  kecil selalu  menuntut  tidak  semata-mata  perbaikan
              tingkat  kesejahteraan. Mereka  juga  melakukan  tuntutan  untuk
              menggarap tanah-tanah perkebunan secara mandiri. 3
                  Periode 1950-an merupakan rentang waktu yang menentukan

              bagi bangsa  Indonesia, mengingat  selain  persoalan  politik  yang
              berkepanjangan  terutama  setelah  pengakuan  kedaulatan  (1949)
              masih  terdapat  beberapa  persoalan  ekonomi yang sangat  berat
              untuk  diselesaikan. Sayangnya  persoalan  yang begitu  mendasar
              pasca kolonial itu tidak menjadi sensitif bagi diri para elite politik.
              Elite politik saat itu lebih mempertimbangkan adanya perimbangan
              politik antar kekuatan politik yang ada. Lebih parah lagi pemerintah
              (pada tingkat tertentu) selalu menunda berbagai keputusan ekonomi-



              2   Pertumbuhan  meningkat  yang ditunjukkan  pada  tahun  1954
                  merupakan bagian dari proses recovery ekonomi Indonesia mengalami
                  peningkatan  dikarenakan  adanya  “Korean  Boom”. Sementara  untuk

                  pr  perkebunan lainnya   t  kelapa sa    ko








                  tembakau secara garis besar masih berada   bawah   produksiny

                  selama  masa  sebelum  perang. Lihat  JAC  Mackie, ‘The  Indonesian
                  Economy, 1950-1963’, dalam  Bruce  Glassburner  (ed), The Economi of
                                          ,
                  Indonesia: Selected Readings (Ithaca: Cornell University  Press, 1971),
                  hlm. 16-69.
              3   Wawancara dengan Sahid, 8 Juni 2004
   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208