Page 198 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 198

186   Tri Chandra Aprianto


            pemikiran  dari berbagai ideologi, tetapi juga  mulai terlibat  dan
            tersebar  dalam  berbagai organisasi dengan  ideologinya  masing-
            masing. Muncul banyak     organisasi masyarakat  politik  yang
            bersinggungan dengan masyarakat perkebunan. Selama sejarahnya
            sendiri masyarakat  perkebunan  sudah  sejak  lama  bersinggungan
            dengan  berbagai kekuatan  politik  pada  masa  pergerakan  nasional,
            seperti dengan SI dan organisasi keagamaan lainnya. Dalam periode
            ini tercatat  beberapa  organisasi yang bersinggungan  dengan
            masyarakat perkebunan, untuk petani ada BTI, PERTANU, PETANI,
            GTI dan  lain-lain, ada  pula  SARBUPRI, SBII. Begitu  juga  dengan
            partai politik seperti PNI, Masyumi, PNU, PKI, dan lain-lain.

                Masyarakat  perkebunan  sendiri juga  mulai terlibat  aktif
            dalam  permainan  kelompok-kelompok  (habitus) politik  tertentu.
            Kemudian  dalam  praksis  politiknya  kelompok-kelompok  tersebut





            juga berusaha   dan memperebutkan wacana
            ulang atas  sumber-sumber   agraria. Masing-masing kekuatan
            politik kemudian berusaha untuk memperluas jaringan habitusnya
            dengan  terus  mempengaruhi masyarakat   perkebunan. Hal ini
            dilakukan  untuk  memperkuat  dan  memperbesar  modal sosialnya
            masing-masing habitus politik tersebut. Termasuk pada periode ini,
            muncul kekuatan buruh perkebunan yang menjadi kekuatan politik

            tersendiri dalam ranah penataan ulang sumber-sumber agraria.
                Keinginan  untuk   memiliki  otonomi   sosial  merupakan
            gambaran diri masyarakat perkebunan pada periode ini. Partisipasi
            yang sangat  tinggi dalam  upaya  penataan  sumber-sumber  agraria


            tidak saja t  dalam   dan mengelola



            perkebunan, tetapi juga  berpatisipasi dalam  mengelola  manajerial


            perk  Adapun wujudnya adalah koper  y  bek

            antara masyarakat perkebunan dengan pihak pemerintah. Terdapat
            dorongan  yang kuat  anti hierarki, munculnya  sikap  komunalisme
            atau kolektivitisme dalam diri masyarakat perkebunan sangat kuat
            pada periode ini. Mereka ingin bekerja di atas kaki sendiri. Pondasi
   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203