Page 26 - Problem Agraria, Sistem Tenurial Adat, dan Body of Knowledge Ilmu Agraria- Pertanahan (Hasil Penelitian Sistematis STPN 2015)
P. 26
Tjahjo Arianto, Tanjung Nugroho, Eko Budi Wahyono
8
pemegang haknya yang berbeda. Sangat disayangkan bahwa ada yang
berkeinginan HPL dihapuskan, padahal dengan HPL pemerintah dapat
mengendalikan penggunaan dan pemanfaatan tanah sehingga tanah tidak
dengan mudah diterlantarkan oleh investor. HPL dapat digunakan sebagai
bank tanah menghindari spekulan tanah.
2. Lahirnya Hak Atas Tanah
Tanah mungkin dimiliki oleh seseorang, dimiliki oleh pihak lain
dan ditempati pihak ketiga. Pemilikan berarti hak untuk menikmati
penggunaan sesuatu, kemampuan untuk penggunaannya, menjualnya dan
mengambil manfaat dari hak yang berhubungan dengannya. Pemilikan
menyiratkan kekuasaan fisik untuk menguasai suatu benda berkaitan erat
dengan masalah hak keperdataan, sedangkan pemilikan dan penguasaan
merupakan masalah fakta atau praktis pada suatu saat.
Didudukinya dan digunakannya tanah mungkin memberikan bukti
pemilikan, tapi ini bukan bukti apabila tidak ada bukti hak atas tanah. Di
beberapa negara pendudukan tanah yang dikenal dengan istilah adverse tapi
tidak menimbulkan keributan, setelah beberapa waktu menimbulkan akuisisi
atau acquisition sepenuhnya dari hak atas tanah tersebut. Akuisisi sering
diuraikan secara keliru oleh sebagian pihak sebagai pencurian tanah, ketentuan
mengenai hak melalui cara pemilikan demikian merupakan proses sah untuk
menciptakan rasa aman bagi mereka yang tidak mampu membuktikan
pemilikan semula . Hak menurut filosofi hukum adat merupakan kewenangan,
kekuasaan dan kemampuan orang untuk bertindak atas benda.
Filosofi dasar Pada masa pertumbuhan hukum Romawi pandangan
serta pengaturan hubungan manusia sebagai subjek hukum (corpus)
dengan tanah, diatur dalam peraturan hukum yang disebut ‘jus terra”
kemudian pada tahun 111 SM lahir undang-undang agraria (lex agraria)
sebagai peraturan pelaksana bagian dari hukum pertanahan (jus terra)
untuk mengatur pemerataan penggunaan serta pemanfaatan tanah oleh
warga negara Romawi maupun jajahannya. Tanah adalah seluruh kesatuan
benda alam yang berwujud materi untuk dikuasai dan dimanfaatkan bagi
kehidupan manusia, tanah dipahami dalam arti yang luas yang menyangkut
semua unsure alam baik padat maupun caiR bahkan udara yang berproses
membentuk bumi dan ruang. Apa yang disebut ‘sumber daya alam’ dan
‘ruang’ dengan demikian termasuk dalam konsepsi tanah, sedangkan
‘sumber daya agraria’ adalah bentuk dan pola serta cara-cara penggunaan