Page 139 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 139
dengan patroli NICA di Huko-Huko pada tanggal 4 Mei
1946 dan setelah terjadi pertempuran sengit menyebabkan
M. Joseph · dan M. Billibao tertangkap karena kehabisan
peluru. M. Jbseph dan M. Billibao menjadi tawanan NICA
sedangkan pasukannya kocar-kacir meninggalkan Daeng
Parukka dan Bolala yang gugur di medan juang Huko-Huko
(dekat Pomalaa).
Selesai pertempuran Huko-Huko patroli NICA diarah-
kan ke Kolaka utara. Markas PKR yang berpindah-pindah
antara Puuwiau, Tampoli dan Lapapawu menjadi titik arah
patroli NICA. Sementara itu Supu Jusuf dan Konggoasa
dengan pasukan-pasukan yang kecil mengadakan operasi-
operasi penghadangan di jalan-jalan poros Kolaka - Kendari.
Pada tanggal 21 Mei I 946 markas Puu wiau kem bali di-
serang dengan tiba-tiba, menyebabkan PKR kehilangan
beberapa pucuk senjata dan beberapa orang pasukan ·yang
gugur dan tertawan.
Selanjutnya tekanan NICA ke pusat pertahanan Benteng
Batu Putih lebih diperketat. Di sana beberapa saat lalu telah
tiba Datu (Raja) Luwu dari Palopo beserta keluarga
berhubung Palopo sudah diduduki NICA. Di Benteng Batu
Putih pada tanggal 31 Mei 1946 diterima laporan bahwa :
l. Dari arah barat telah berlabuh · sebuah kapal perang
Belanda di pantai Latowu ;
2. Dari arah utara terlihat pasukan NICA bergerak maju
dengan perahu dari Lelewawo menuju Latowu;
3. Dari arah selatan pasukan NICA telah mendarat di Pakue.
Rumah-rumah dibakar dan rakyattelah menyingkir. Rupa-
nya NICA akan berpos di sana; dan laporan terakhir me-
nyatakan bahwa pasukan NICA telah mendarat dan ber-
pos di Latowu. Di samping itu pesawat udara selalu meng-
intai dan terbang rendah di atas Benteng Batu Putih.
Dalam keadaan itu disadari bahwa rahasia kedudukan
Benteng Batu Putih sudah diketahui NICA, sehingga segera
direncanakan pemindaha markas dan penyelamatan Datu
Luwu.
130