Page 143 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 143
ke Palopo. Di sana diadili oleh pemerintah NICA dan dijatuhi
hukuman penjara 3 tahun lamanya. M. Ali Kamry sendiri
telah diadili le bih dahulu pad a tanggal 14 Pe bruari 194 8
dengan hukuman 11 tahun.
Dengan tertangkapnya kedua pimpinan KRIST, tinggal-
lah seorang diri Konggoasa disertai oleh beberapa orang
pengikutnya. Pemimpin terakhir ini yaitu Konggoasa berta-
han menderita di gunung-gunung dengan tekad tidak bersedia
menyerah kepada NICA. Ia mengembara mencari keselamat-
an diri sampai berakhir kekuasaan NICA dengan penyerahan
kedaulatan Indonesia, barulah beliau kem bali ke kota Kolaka.
4. Akibat perlawanan
Perlawarian mempertahankan kemerdekaan Republik
Indonesia di daerah Kolaka walaupun didukung oleh
semangat herois dan patriotisme namun karena kekuatan
senjata yang tidak seimbang pada akhirnya dapat dipatahkan
secara berangsur-angsur oleh NICA. Peristiwa-peristiwa
yang sangat besar pengaruhnya dan sangat menentukan keta-
hanan PKR melawan musuh antara lain dengan tertangkap-
nya M. Joseph dan M. Billibao pada pertempuran Huko-Huko
pada tanggal 4 Mei 1946, menyusul dengan didudukinya
Benteng Batu Putih yang ditandai dengan penawanan Datu
Luwu dan sejumlah pemimpin PKR Luwu di Kolaka Utara
pada tanggal 2 J uni 1946. Tidak kurang arti buruknya bagi
PKR dengan tertangkapnya Andi Kasim dalam penyerangan
kota Kolaka pada tanggal 3 Juli 1946 dan tertangkapnya
M. Ali Kamry pada tanggal 20 J anuari 1948 kemudian di-
akhiri dengan peristiwa tertangkapnya Supu Jusuf pada
tanggal 23 September 1948.
Walaupun salah seorang pemimpin PKR Kolaka terakhir
sebagai pemimpin KRIST tidak pernah menyerah kepada
NICA hingga penyerahan kedaulatan tanggal 27 Desember
1949, yaitu Konggoasa namun perlawanan secara fisik tidak
pernah lagi terjadi.
Sebagai akibat perlawanan yang berakhir dengan
penguasaan wilayah I<::.olaka di bawah tangan NICA mencatat
134