Page 146 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 146

Kemudian  daripada  itu  Kolaka  yang ditinggalkan Belan-
             da  dikuasai  J epang  yang  datang  dari  Makassar.  Sulewatang
             yang  berkuasa  di  Kolaka  pada  saat  itu  segera  pula  mengaku
             tunduk kepada Jepang.
                  Pemerintahan  segera  dinormalisasi  oleh  J epang.  Tidak
             terjadi  perubahan-perubahan  mendasar  mengenai  struktur
             pemerintahan,  kecuali  di  Kendari (Laiwoi)  terjadi peningkat-
             an  Kapitan  van  Laiwoi  menjadi  Raja  II.  Anggota-anggota
             pemerintah  di  zaman  Pemerintah  Hindia  Belanda  tetap
             menjalankan  fungsinya  semula.  Yang berubah hanya penama-
             an  wilayah  dan  jabatan  pemerintahan.  Afdeeling  diganti
             dengan  Ken  dan  Onderafdeeling  diganti  dengan  Bunken.
             J abatan  Assisten  Resident  diganti  nama  dengan  Ken  Kanri-
             kan  dan jabatan Controleur atau Gezaghebber diganti dengan
             nama  Bunken  Kanrikan. Demikian seterusnya Kepala District
             digariti  dengan  Gunco,  Kepala  kampung  diganti  dengan
             Sunco. 2  )
                  Ken  Kanrikan  (Assistent  Resident)  berkedudukan  di
             Bau-Bau  dan  membawahi  4  orang  Bunken  Kanrikan  yang
             berkedudukan di  Bau-Bau, Raha, Kendari dan Kolaka.

                  Walaupun  Bau-Bau (Buton) menjadi pusat pemerintahan
             Jepang,  tetapi  Kendari  dipilih  tempat  pemusatan  tentara.
             Di  sanalah  diperbesar  Japangan  udara  peninggalan  Belanda
             menjadi  Lapangan  Udara  Kendari  Dua  (Am baipua),  yang
             kelak  menjadi  Lapangan  Udara  AURI  yang  bernama  Pelud
             WOLTER MONGINSIDI.
                  Untuk  melancarkan  tugas-tugas  pemerintahan  terutama
             tugas-tugas  dalam  peperangan  selain  dari  Lapangan  Udara
             Kendari  Dua,  dibuka  pula  beberapa Japangan  cadangan  yang
             dirah asiakan  seperti  Japangan  Kosam bi  di  Muna,  lapangan
             Ambasea  di  Laiwoi  Selatan  dan  lapangan  Labua di  Poleang/
             Moronene.
                  Pemerintahan  Jepang  di  Sulawesi  Tenggara  adalah
             pemerintahan  militer  dari  Kaigun  (Angkatan  Laut).  Pada
             mulanya  kekuasaan  raja-raja/para  bangsawan  masih  diper-
             kenankan  dan  dihargai  oleh  Pemerintah  J epang,  tetapi


                                                                   137
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151