Page 425 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 425

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                (2)  Rakyat  Kalimantan  Barat  hanya  patuh  di  bawah  Pemerintahan
                Republik  Indonesia;  dan  (3)  Mulai  hari  ini  (  15  September)  PPRI
                mengangkat  Asikin  Noor  selaku  Residen  Republik  Indonesia  untuk
                daerah  Kalimantan  Barat  yang  pertama.  Ketetapan  ini  dibacakan  oleh
                Syukri Noor dan disebarkan ke seluruh Borneo  Barat.
                            Selain  PPRI,  respon  masyarakat  terhadap  berita  proklamasi  di
                Pontianak  juga  melahirkan  terbentuknya  PKO  (Penjaga  Keamanan
                Oemum),  yang  dibentuk  oleh  kelompok  Tionghoa  Indonesia  dan
                didalamnya  terdapat  berbagai  macam  unsur  yang  ada  di  masyarakat
                seperti bekas Kaigun, Heiho, dan pemuda pergerakan. Perlu ditegaskan
                bahwa  sebelum    proklamasi,  orang–orang  Tionghoa  telah  mendirikan
                organisasi bernama Sie Min Hui (Persatuan Rahasia Anti Jepang), yang
                berpusat  digunung  Pasi  dan  dilengkapi  dengan  persenjataan  yang
                lengkap,  baik  dari  hasil  selundupan  maupun  hasil  rampasan  dari
                Jepang.  Sie  Min  Hui  telah  berkembang  di  beberapa  daerah  di
                Kalimantan  Barat  dan  hal  ini  membuat  pemerintah  Jepang  berusaha
                keras untuk membasminya. Setelah berdirinya PKO, organisasi Sie Min
                Hui ikut bergabung di dalamnya.  Kelompok Tionghoa mengisyaratkan
                bahwa  pihak  sekutu  yang  menang  perang  terhadap  Jepang  adalah
                Amerika–Inggris–Cina-Belanda,  di  mana  beredar  kabar  bahwa  daerah
                Kalimantan  Barat  akan  diserahkan  kepada  RRC.   Anggapan  bahwa
                                                                32
                kemenangan  Sekutu  adalah  kemenangan  Cina  memicu  perselisihan
                antar-masyarakat di Kalimantan Barat, khususnya di Pontianak.
                          Rakyat  suku  Dayak  menanggapi  berita  proklamasi  Kemerdekaan
                dengan  menuntut  dikembalikannya  kedudukan  Sultan  sebagai
                penguasa di Kalimantan Barat. Pada awal Oktober 1945, mereka datang
                ke Pontianak beramai–ramai menginginkan pengganti sultan yang telah
                di bunuh oleh Jepang, dengan membawa kepala-kepala bangsa Jepang
                yang  telah  dikayau.    Di  sepanjang  pedalaman  Kalimantan  Barat,  dari
                Ngabang sampai ke Kapuas Hulu, masyarakat Dayak bergabung dengan
                pemuda-pemuda  pejuang  untuk  mendirikan  organisasi.  Rakyat  Dayak
                melakukan  pemberontakan  balas  dendam  kepada  pemerintah  Jepang.
                Aksi pertama yang mereka lakukan adalah dengan membunuh Ngatami,
                Kepala Keibetai Jepang di Kapuas Hulu, kemudian disusul aksi–aksi lain
                sehingga  membuat  Jepang  cukup  repot  untuk  mengatasinya,  di
                samping  harus  menghadapi  Sekutu.  Rakyat  Dayak  dipimpin  oleh
                Panglima  Burung  menyerbu  ke  Markas  Besar  Tentara  Jepang  di
                Pontianak  dengan  membawa  semua  persenjataan  mereka,  mandau,
                sumpit,  tombak,  dan  parang.  Salama  ini,  masyarakat  Dayak  menjadi
                bagian dari  kesultanan Pontianak  sehingga  dengan  kekalahan  Jepang,



                                                                                 413
   420   421   422   423   424   425   426   427   428   429   430