Page 429 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 429
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Meyangkut respon terhadap proklamasi, masyarakat Banjarmasin
menyadari bahwa kemerdekaan sangat penting agar bisa terlepas dari
penjajahan yang mendatangkan kesengsaraan bagi rakyat. Karena itu,
sebelum hari proklamasi tiba, rakyat Banjarmasin telah melakukan rapat-
rapat rahasia dan pembentukan organisasi yang bertujuan menghimpun
kekuatan guna melawan pemerintah Jepang. Pada tanggal 9 Agustus
1945 diadakan rapat rahasia yang dihadiri oleh M Amir Effendi, Dr.
Sosodono, Mr.Rusbandi, Achmad Ruslan, dan Pangeran Musa
Andikesuma. Dari pertemuan itu terbentuk sebuah organisasi yang
bernama Badan Pertahanan Perlawanan Jepang. Hal yang sama juga
berlangsung di daerah lain, Barabai dan Amuntai.
Beberpa hari setelah itu, tanggal 15 Agustus 1945, Tuan
Hayakawa, Borneo Meinsebu Cokan, memanggil para tokoh
Banjarmasin, yaitu antara lain Hadhariyah M, Mr Rusbandi, dan
Pangeran Musa Andikesuma. Pada pertemuan itu pemerintah Jepang
mengumumkan kekalahannya terhadap sekutu, sehingga dalam waktu
dekat pemerintah Sekutu akan datang ke Banjarmasin. Pemerintah
Jepang menyarankan kepada para tokoh Banjarmasin untuk mendirikan
partai politik. Maka atas saran tersebut, pada tanggal 16 agustus 1945
berdiri PRI (Persatuan Rakyat Indonesia ) dengan Pangeran Musa
Andikesuma sebagai ketua. Tidak lama setelah itu, PRI segara
40
membuka cabang dibeberapa daerah, seperti Martapura, Amuntai dan
Kandangan. Selain itu, PRI juga membentuk organisasi untuk kaum
pemuda dan wanita. Sebagian besar anggotanya adalah mereka yang
pernah menjadi anggota organisasi Jepang, yaitu Seinendan, Boei Teisin
Tai, dan Fu Jin Kai.
Setelah memasuki masa kemerdekaan, PRI ikut aktif membentuk
KNI Daerah sebagai tindak lanjut dari pembentukan KNI Nasional.
Dalam rapat yang diselenggarakan pada tanggal 1 s/d 5 Oktober 1945,
dan dihadiri para tokoh masyarakat, tokoh agama dan para pemuda,
41
PRI menhasilkan keputusan sebagai berikut: (1) Mengangkat ketua PB
PRI Pangeran Kesuma Ardikesuma sebagi Residen Kalimantan; dan (2)
Membentuk Komite Nasional Indonesia Daerah Kalimantan di
Banjarmasin, dengan S. Ruslam diangkat sebagai ketua.
Keputusan ini secara resmi diproklamirkan dalam suatu upacara
yang dihadiri oleh Mayor Van Assenderp ( Pimpinan NICA), pemimpin
tentara Australia Kolonel Rabson , para kyai dan pejuang. Hal ini
42
mengherankan karena dari pihak NICA maupun Sekutu tidak melarang
417