Page 427 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 427

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                Merah  Putih.  Peristiwa  itu  terjadi  pada  tanggal  27  Oktober  1945  di
                gedung bioskop Sambas, di mana rapat umum yang dihadiri oleh rakyat
                Sambas  dalam  segala  lapisan  sedang  dilaksanakan.  Mereka  ingin
                mendengarkan  pidato  para  pemimpin  PERBIS  yang  menyalakan
                semangat  untuk  melawan  Belanda  yang  akan  menjajah  kembali
                Kalimantan Barat. Dengan semangat yang menyala, rombongan rakyat
                Sambas berkeliling kota dengan membawa bendera Merah Putih diiringi
                lagu  Indonesia  Raya  dan  meneriakkan  kata-kata  ―Merdeka‖.
                Rombongan berhenti di kantoor Controlleur Sambas dan menurunkan
                bendera tiga  warna  Belanda  serta menyobek  bendera  warna  biru  dan
                kemudian menaikan bendera Merah Putih. Mereka menuju Istana Sultan
                Sambas pada jam 11.00 siang.

                        Setibanya  di  sana,  Haji  Siradj  Sood  pimpinan  PERBIS  memulai
                pidatonya untuk mengobarkan semangat rakyat Sambas melawan NICA
                dan Belanda. Selesai berpidato Haji Siradj Sood memerintahkan untuk
                menaikkan  bendera  Merah  Putih,  namun  sebelum  bendera  dinaikan
                beberapa  kendaraan  truk  dan  Jeep  milik  pasukan  Belanda  pimpinan
                kapten  Van  Der  Shoor  menuju  halaman  kraton  dan  memerintahkan
                kepada  rakyat  Sambas  untuk  tidak  melakukan  gerakan.  Kemudian
                Kapten  Van  Der  Shoor  diiringi  oleh  para  pengawalnya  mendatangi
                Tabrani  yang  kala  itu  membawa  bendera  Merah  Putih  dan
                memerintahkan  untuk    menyerahkan  kepada  Kapten  Van  Der  Shoor.
                Tabrani tidak mau menyerahkan bendera merah putih bahkan dengan
                gagah  berani  mengangkat  bendera  Tabrani  memekikkan  kata
                ―Merdeka‖  sebanyak  tiga  kali.  Pada  saat  itulah  rentetan  peluru
                menghujani tubuh Tabrani hingga gugur sebagai seorang pejuang yang
                tidak kenal takut dan menyerah.    Sementara para pejuang dan tokoh
                                                35
                masyarakat  yang  tidak  sempat  menghindar  dtangkap  Belanda  dan
                ditawan  di  penjara  Singkawang.  Untuk  mengenang  keberanian  para
                pejuang dan jasanya untuk sambas, maka di simpang tiga jalan masuk
                ke Sambas didirikan tugu peringatan pejuang, dan di  halaman istana
                dekat  tiang  bendera  telah  didirikan  sebuah  prasasti  tentang  peristiwa
                tersebut.
                          Sementara di kota Ngabang, ibukota Landak, para pejuang yang
                diprakasai oleh Gusti Abdul Hamid—bersama dengan Gusti Lagum, Jim
                Kadaruddin, Ali Durja, Gusti M. Said, Gusti Seman Abas dan M. Tayib—
                membentuk  PRI  (Persatuan  Republik  Indonesia  )  pada  bulan  Maret
                1948.  Tujuan  dari  PRI  yang  diketuai  Gusti  Abdul  Hamid    ini  adalah



                                                                                 415
   422   423   424   425   426   427   428   429   430   431   432