Page 76 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 76
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
16 Irna H Suwito. Chaerul Saleh Tokoh Kontroversial. Jakarta: Mutiara Rachmat
(distributor). hlm: 30
17 Hendri F Isnaeni (ed). Seputar Proklamasi Kemerdekaan; Kesaksian, Penyiaran
dan Keterlibatan Jepang. Jakarta: Kompas, 2015. hlm: 90.
18 Cindy Adam. op.cit, hlm: 256.
19 Mohammad Hatta. op.cit, hlm: 83.
20 Irna Hadi Soewito. op.cit., hlm: 32.
21 Ibid. hlm: 34.
22 Mr. Ahmad Subadjo Djojoadisuryo. Lahirnya Republik Indonesia. Jakarta:
tanpa penerbit, 2008. hlm: 89.
23 Ibid. hlm: 90.
24 Ahmad Subardjo pernah bertemu dengan Sukarni, karena ia sering menemui
Wikana di kantor Ahmad Subardjo. Ia seorang yang masih muda berumur
sekitar 35 tahun, tampan, berpundak lebar dan berdada bidang. Ia bersikap
waspada selalu tetapi mempunyai sifat yang berubah-ubah, mudah
terpengaruh oleh teori-teori yang seolah-olah revolusioner. Ibid.
25 Ibid. hlm: 94.
26 Ibid.
27 Mohammad Hatta. op.cit. hlm: 90.
28 Ibid.
29 Mohammad Hatta. op.cit. hlm: 93.
30 Lasmidjah Hardi, dkk. Jakarta-ku Jakarta-mu Jakarta-kita. Jakarta: Yayasan
Pecinta Sejarah dan DKI, 1987. hlm: 175.
31 Adam Malik. Mengabdi Republik Jilid II: Angkatan 45. Jakarta: Gunung
Agung, 1978. hlm: 43-44.
32 Pernyataan di atas adalah hasil wawancara Laksamana Maeda dengan Mr.
Ahmad Subarjo ketika peringatan 28 tahun Indonesia merdeka di Jalan
Kebon Binatang III/1 Jakarta di rumah Mr. Ahmad Subarjo. Menurut
Terutake Kikuchi yang mendampingi Maeda pada waktu wawancara
tersebut, Maeda sebenarnya ingin sekali menetap di Indonesia. Ketika
Sekutu tiba di Indonesia, Maeda ditangkap dan dipenjara di Glodok
kemudian dipindah ke Singapura. Setelah keluar dari penjara Singapura,
Maeda pulang ke negaranya dan bekerja sebagai konsultan di Tokyo. Ketika
sudah tidak bekerja lagi, ia hidup sebatang kara, istrinya tidak ada dan tidak
64