Page 79 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 79
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
BAB II
PROKLAMASI KEMERDEKAAN
REPUBLIK INDONESIA DI SUMATERA
________________________
Gusti Asnan
2.1. Sumatera Sebelum Proklamasi
―Maluku masa lampau, Jawa masa kini, dan Sumatera masa
depan‖. Itulah ungkapan yang digadang-gadang pejabat, penulis, dan
1
para guru Belanda pada awal abad ke-20. Dalam rangka menyiapkan
―Sumatera masa depan‖ tersebut, maka berbagai rencana dirancang.
Ada dua rencana yang sangat diprioritaskan saat itu: pertama,
menyatukan Sumatera secara ―fisik‖; dan kedua, menyatukan pulau
yang juga dikenal dengan nama Andalas tersebut secara politik.
Penyatuan ―fisik‖ akan diwujudkan dengan pembangunan jaringan jalan
kereta api dan jalan raya dari titik paling utara (Kutaraja atau Banda
Aceh) hingga titik paling selatan Sumatera (Teluk Betung), sementara
penyatuan politik akan direalisasikan dengan pembentukan daerah
administratif setingkat provinsi untuk seluruh Sumatera.
Penyatuan Sumatera dengan pembangunan jalan kereta api
gagal dilaksanakan, sedangkan melalui jalan raya berhasil dituntaskan
tahun 1938. Penyatuan Sumatera secara politik (menjadi unit
administratif setingkat provinsi) juga berhasil direalisasikan. Kesuksesan
tersebut diraih pada tahun 1938. Ibu kota provinsi adalah Medan dan
pemimpinnya disebut gubernur.
Provinsi Sumatera saat itu memiliki sepuluh residentie
(keresidenan). Kesepuluh residentie tersebut adalah (dari utara),
Keresidenan Aceh dengan ibu kota Kutaraja (Banda Aceh), Sumatera
Timur (Sumatra’s Oostkust) dengan ibu kota Medan, Tapanuli dengan
ibu kota Sibolga, Sumatera Barat (Sumatra’s Westkust) dengan ibu kota
67