Page 82 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 82

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                para Shu Chokan mengandalkan keberadaan Kantor Berita Domei untuk
                lalu  lintas  berita.  Domei  adalah  kantor  berita  resmi  bala  tentara  Dai
                Nippon.

                        Karena  keterbatasan  tenaga,  para  pegawai,  penyiar  dan
                wartawan  radio,  serta  wartawan  surat  kabar  umumnya  adalah  orang
                Indonesia.  Mereka  adalah  para  pegawai  kantor  PTT  (Pos,  Telefon  dan
                Telegraf di zaman Belanda atau para wartawan yang telah aktif dalam
                dunia pers pada masa Belanda).
                        Walaupun  terkesan  tidak  rela,  keadaan  mulai  berubah  pada
                Januari 1945. Pada saat itu, markas besar Tentara ke-25 di Bukittinggi
                mengizinkan  pembentukan  Badan  Kebaktian  Rakyat  (Hokokai).  Izin  ini
                hanya  diberikan  pada  tingkat  keresidenan,  padahal  di  Pulau  Jawa
                organisasi itu telah mulai dibentuk pada awal 1944 dan sampai pada
                tingkat desa (ku).  Pada bulan Maret 1945 (hampir dua tahun terlambat
                                 9
                dari yang dilakukan di Pulau Jawa) diumumkan rencana pembentukan
                Chu  Sangi  In  (Dewan  Penasihat  Provinsi  Sumatera).  Dibutuhkan  pula
                waktu  dua  bulan  sampai  diumumkannya  susunan  anggota  dewan
                tersebut. Walaupun demikian, susunan anggota dewan ini (sebanyak 40
                orang)  cukup  merepresentasikan  semua  daerah  di  Sumatera.  Sesuatu
                yang menarik adalah Ketua dan Sekretaris, yaitu Mohammad Syafei dan
                Adinegoro,     diambil   dari    Sumatera    Barat,    daerah/tempat
                kedudukan/markas  besar  Gunseikanbu,  sedangkan  dua  Wakil  Ketua,
                yaitu Teuku Nyak Arief dan Mr. Abdul Abbas diambil dari Aceh, daerah
                yang paling utara dan Lampung, daerah yang paling selatan.
                                                                         10
                        Pada  tanggal  25  Juli  1945  diumumkan  pembentukan  PPPK
                (Panitia  Penyelidik  Persiapan  Kemerdekaan)  di  Sumatera  yang
                anggotanya (bahkan susunan pengurusnya) sama dengan Chu Sangi In.
                Segera  setelah  dibentuk,  panitia  ini  (khususnya  para  pemimpinya)
                langsung bergerak. Mereka memulai perjalanan keliling Sumatera untuk
                mengadakan  rapat,  pertemuan  dan  serangkaian  pidato.  Kegiatan  ini
                dilaksanakan  dengan  tujuan  menjelaskan  persoalan  kemerdekaan,
                sekaligus memperkenalkan lembaga dan program kerja lembaga mereka
                kepada  pejabat/pemuka  masyarakat  di  berbagai  Shu.  Intensifnya
                aktivitas-aktivitas  tersebut,  serta  didukung  pula  oleh  media  massa
                (walaupun  sangat  dikontrol  oleh  Jepang)  mengantarkan  Mohammad
                Syafei,  A.K.  Gani,  dan  Teuku  Nyak  Arief  (termasuk  juga  dr.  Ferdinand
                Lumban Tobing) sebagai tokoh yang popular di Sumatera saat itu.




                70
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87