Page 80 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 80
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Padang, Riau dan Daerah-daerah Taklukannya (Riau en
Onderhoorigheden) dengan ibu kota Tanjung Pinang, Jambi dengan ibu
kota Jambi, Palembang dengan ibu kota Palembang, Bengkulu dengan
ibu kota Bengkulu, Lampung dengan ibu kota Teluk Betung, dan
Bangka dan Daerah-daerah Taklukannya (Bangka en Onderhoorigheden)
dengan ibu kota Pangkal Pinang. Ibu kota provinsi adalah Medan dan
pejabat tertingginya adalah gubernur. Ditegaskan bahwa Sumatera
adalah bagian dari ―Eenheidsstaat van Nederlandsch Indie‖ (Negara
Kesatuan Hindia Belanda).
Status Sumatera sebagai satu kesatuan administratif setingkat
provinsi dilanjutkan oleh tentara pendudukan Jepang. Namun, berbeda
dengan pemerintah kolonial Belanda, bala tentara Dai Nippon
memisahkan Sumatera dengan Jawa, dan juga dengan Indonesia bagian
tengah serta timur (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa
Tenggara). Sumatera dikuasai oleh Tentara ke-25, Pulau Jawa dikuasai
oleh Tentara ke-16, dan Indonesia bagian tengah serta timur dikuasai
oleh Angkatan Laut (Kaigun). Berbeda juga dengan masa pemerintahan
2
Belanda, ibu kota Sumatera dipindahkan Jepang ke Bukittinggi, dan
roda pemerintahan dijalankan oleh Gunseikanbu (pemerintahan militer).
Pemerintahan militer Jepang juga mempertahankan sepuluh
daerah administratif di bawah provinsi yang dinamakannya Shu
3
(Keresidenan). Walaupun demikian ada sedikit perubahan yang
dilakukan. Perubahan pertama adalah pembentukan Shu baru, yakni
4
Riau Shu. Daerah ini dibentuk dengan mengambil daerah Indragiri dan
Kuantan (daerah daratan dari Residentie Riouw en Onderhorigheden)
5
dan menambahnya dengan sebagian daerah Keresidenan Sumatera
Timur (daerah Rokan dan Siak serta pulau-pulau yang ada di sekitarnya,
seperti Pulau Medang, Tebingtinggi, Padang, Bengkalis, dan Rupat), dan
ditambah lagi dengan sebagian daerah Sumatera Barat (daerah XIII Koto
dan Bangkinang). Ibu kota Riau Shu adalah Pakanbaru. Perubahan lain
adalah memindahkan ibu kota Tapanuli Shu dari Sibolga ke Tarutung.
Sama dengan apa yang dilakukan pejabat pemerintah Hindia
Belanda, para petinggi tentara Jepang juga memberikan perhatian
khusus pada Sumatera. Sehubungan dengan itu, pada masa-masa awal
kehadirannya, Sumatera (bersama Singapura dan Semenanjung
Malaysia) dinamakan ―zona inti dalam rencana-rencana Kekaisaran
Jepang mengenai Wilayah Tenggara‖. Tidak hanya itu, Semenanjung
68