Page 17 - MODUL SEPUTAR ZAKAT
P. 17
Adapun orang yang memiliki tanggungan utang, para ulama berbeda
pendapat. Menurut pendapat yang kuat dalam Mazhab Syafi’i, tanggungan utang
walaupun banyak tidak dapat mencegah kewajiban zakat. Sedangkan menurut Mazhab
Hanbali, kewajiban zakat gugur ketika seseorang memiliki utang yang tidak bisa
terlunasi kecuali dengan harta yang dizakati; tidak ada harta lain di luar kebutuhan
pokok (sandang, pangan, dan papan) yang bisa digunakan untuk melunasinya; atau
jika pelunasan utang tersebut dilakukan bisa mengurangi ukuran nishab. Ketentuan ini
berlaku, baik utang tersebut telah jatuh tempo ataupun belum.
D. Zakat dalam Ekonomi Modern
Para ulama kontemporer mempunyai pendapat tentang posisi hukum zakat
dalam konteks ekonomi modern. Berikut ini hukum zakat dalam konteks sistem
ekonomi modern:
1. Zakat Profesi
Persoalan zakat gaji, memang tidak ditemukan penjelasannya dalam ketentuan
fikih klasik. Tidak adanya keterangan dalam fikih klasik, bukan berarti gaji tidak wajib
dizakati. Para ulama seperti Syekh Muhammad al-Ghazali dan Dr. Yusuf al-Qaradlawi
telah melakukan upaya untuk memecahkan persoalan ini dengan mencari cantolan atau
rujukan dalam fikih klasik.
Salah satu ijtihad yang dilakukan Syaikh Muhammad al-Ghazali mengatakan
“Sesungguhnya orang yang pemasukkannya tidak kurang dari petani yang diwajibkan
zakat, maka ia wajib mengeluarkan zakat. Karenanya, dokter, pengacara, insinyur,
pengrajin, para pekerja profesional, karyawan, dan sejenisnya wajib zakat atas mereka.
Zakatnya harus dikeluarkan dari pendapatan mereka yang besar”. Pernyataan ini
menegaskan bahwa zakat gaji diqiyaskan dengan zakat pertanian. Pandangan ini
setidaknya didasari atas dua alasan. Pertama adalah keumumam firman Allah swt:
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ ِ
َّ
- ٢٦٧ - ِ ضرالأا نم مُ كا ل انجرخاأ اَّمِو مت بسك ام تابيا ط نم اوقفناأ اونمآ نيذلا اهُْ ياأ يَ
ُ ا
ْ
ا ا
ا
ا
ْ ا
ا ْ ْا
اْ ا
ْ ُ ْ ُا ا
Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik. (QS al-Baqarah/2: 267).
Kedua, secara rasional, Islam telah mewajibkan zakat atas petani. Jika petani yang
penghasilannya lebih rendah daripada mereka diwajibkan zakat, apalagi mereka yang
penghasilannya lebih tinggi daripad petani.
Menurut Dr. Yusuf al-Qardhawi, gaji atau pendapatan yang diterima dari setiap
pekerjaan atau keahlian profesional tertentu yang halal wajib dizakati. Pendapat
tersebut berarti menyamakan dengan zakat al-mal al-mustafad (harta yang diperoleh
seorang muslim melalui satu jenis proses kepemilikan yang baru dan halal). Al-
Qardhawi mengatakan, “Zakat diambil dari gaji atau sejenisnya. Sedang cantolan
fikihnya yang sahih terhadap penghasilan ini adalah mal mustafad (harta perolehan).”
Nishab gaji sama dengan nishab uang. Pendapat ini didasarkan pada fakta bahwa
banyak orang yang memperoleh gaji atau pendapatan dalam bentuk uang, karenanya
yang paling baik adalah menentapkan nishab gaji berdasarkan nishab uang yang setara
dengan nilai 85 gram emas. Zakat tersebut diambil dari gaji atau pendapatan bersih.
Dalam soal zakat gaji, tidak disyaratkan adanya haul, tetapi zakatnya harus ditunaikan
7