Page 20 - MODUL SEPUTAR ZAKAT
P. 20
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya tentang kewajiban dan hukuman
bagi orang yang melanggar zakat, maka ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam perhitungan zakat perusahaan, yaitu:
a. Zakat wajib kepada orang muslim dan tidak wajib kepada non muslim;
b. Aset berupa fasilitas perusahaan tidak dikenai zakat, seperti mobil untuk fasilitas,
kantor, komputer, dan sejenisnya;
c. Zakat perusahaan secara subtanasial berarti menzakati harta orang-orang yang
menamkan modal di perusahaan serta keuntungannya;
d. Sistem zakat perusahaan tergantung bidang perusahaan tersebut. Perusahaan yang
bergerak di bidang perdagangan dan keuangan, sistem zakatnya adalah zakat perda-
gangan. Perusahaan yang bergerak di bidang pertanian dan perkebunan, zakatnya
adalah zakat pertanian atau perkebunan. Sedangkan, perusahaan jasa dan
pertambangan ada perbedaan di antara ulama, baik terkait dengan nishab maupun
besaran zakat yang harus dikeluarkan. Sebagian ulama berpendapat mengikuti
penghitungan emas serta perak dan ada juga yang berpendapat mengikuti pertanian.
e. Perusahaan yang bergerak di bidang industri, bahan baku yang belum diproduksi
masuk dalam hitungan harta yang terkena zakat;
f. Cara menghitung zakat perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan,
keuangan, investasi, dan jasa, menurut sebagian ulama, adalah (seluruh uang
perusahaan yang ada, baik uang cash maupun di bank + nilai barang yang diperjual
belikan) x 2,5 persen = nilai zakat yang harus dikeluarkan;
g. Selain itu, dapat dihitung dengan metode penghitungan: (semua asset perusahaan –
asset tidak terkena zakat (sarana dan fasilitas)) x 2,5 persen = nilai zakat yang harus
dikeluarkan;
h. Penghitungan zakat perusahaan boleh dilakukan saat tutup buku atau genap satu
tahun. Penghitungan zakat perusahaan tidak berdasarkan pada fluktuasi keuangan
yang berlangsung per bulan atau per hari. Penghitungan dilakukan per tahun;
i. Hutang bisa menjadi pengurang zakat, apabila nilai hutang itu melebihi nilai asset
tidak bergerak perusahaan;
j) Cara menghitung hutang perusahaan dan pengaruhnya terhadap zakat. Pertama,
semua asset tidak bergerak dikonversi ke rupiah. Kedua, membandingkan antara
beban hutang yang harus dibayar dan nilai asset perusahaan yang berupa harta tidak
terkena zakat. Apabila hasilnya ternyata nilai asset itu lebih besar dari beban hutang,
maka hutang tidak menjadi pengurang zakat. Namun, jika nilai hutang lebih besar,
maka selisihnya (selisih antara nilai asset tidak terkena zakat dan nilai beban
hutang) itu yang menjadi pengurang. Penjelasan tersebut menegaskan bahwa tidak
semua hutang menjadi pengurang zakat;
k. Nilai zakat perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan keuangan: 2,5
persen, sedangkan nishabnya 85 gram emas;
l. Nilai zakat perusahaan yang bergerak di bidang pertanian dan perkebunan adalah
5 atau 10%, sedangkan nishabnya adalah 653 kg beras atau senilai dengannya;
m. Nilai zakat perusahaan pertambangan (emas, batu bara, gas, dan sejenisnya) adalah
2,5% menurut sebagian ulama dan seperti zakat pertanian menurut ulama yang lain.
10