Page 24 - MODUL SEPUTAR ZAKAT
P. 24

5. Investasi Properti
                           Fikih menyebut zakat investasi sebagai zakat “Almustaghillat”. Artinya, zakat
                     yang dikenakan terhadap harta yang diperoleh dari hasil investasi. Di antara usaha
                     yang masuk kategor investasi adalah: bangunan atau kantor yang disewakan, saham,
                     rental mobil, rumah kontrakan, dan lain sebagainya.
                           Sebagian  ulama  Hanbali  menganalogikan  zakat  investasi  ke  dalam  zakat
                     perdagangan, yaitu dengan tarif 2,5% dan nishab 85 gram serta sampai haul. Sedang-
                     kan, sebagian ulama Maliki dan salaf seperti Ibnu Masud, Ibnu Abbas, menganalogi-
                     kannya ke dalam zakat uang, tetapi diambil dari hasilnya saja, tanpa mensyaratkan
                     haul dikeluarkan ketika menerimanya.
                           Para ulama kontemporer, seperti Abu Zahrah, Abdul wahab Khallaf, dan Yusuf
                     al-Qardhawi  menganalogikannya  ke  dalam  zakat  pertanian  yaitu  dikeluarkan  saat
                     menghasilkan dari hasilnya, tanpa memasukkan unsur modal dengan tarif 5 % untuk
                     penghasilan kotor dan 10 % untuk penghasilan bersih.

                     E. Tata Cara dan Waktu Berzakat

                           Ketika hendak mengeluarkan zakat, seorang muzakki, harus memperhatikan hal
                     berikut: pertama, menyisihkan harta untuk dizakatkan. Kedua, diniatkan zakat atau
                     berniat,  harta  yang  ia  keluarkan  atas  nama  zakat.  Niat  tersebut  dilakukan  ketika
                     menyerahkan harta zakat atau ketika badan amil zakat mengambil harta zakat, atau
                     ketika meyisihkan amil zakat. Seorang Muzakki diperbolehkan mewakilkan niat dan
                     penyerahan harta zakat kepada orang lain. Anak kecil yang hartanya berkewajiban
                     dikeluarkan zakat, maka yang melakukan niat adalah walinya. Sedangkan mayit yang
                     mempunyai  tanggungan  zakat,  tidak  ada  kewajiban  niat,  dan  ahli  warisnya  cukup
                     mengumpulkan  harta  tanggungan  zakatnya  untuk  diserahkan  kepada  yang  berhak.
                     Ketiga, menyerahkan zakat tersebut kepada orang-orang yang berhak menerimanya
                     (mustahiqqin), baik secara langsung maupun melalui amil zakat.
                           Setiap orang wajib mengeluarkan zakat ketika: a) ada orang yang berhak mene-
                     rima zakat (mustahiqqin), b) wujud harta yang akan dikeluarkan zakatnya. Ada pun
                     piutang yang jatuh tempo dan berada pada orang yang mampu membayar, serta tidak
                     ingkar atas piutang tersebut, wajib dikeluarkan zakatnya saat itu juga. Sedangkan piu-
                     tang yang belum jatuh tempo atau harta tersebut ada pada orang yang ingkar terhadap
                     hutangnya, barang hilang, barang yang dighashab dan lain sebagainya, dapat menggu-
                     gurkan kewajiban zakat.

                     F. Golongan dan Syarat Mustahiq Zakat

                           Golongan  atau  orang-orang  yang  berhak  menerima  zakat  ada  8  macam  (al-
                     ashnaf al- tsamaniyyah) yang disebutkan di dalam al-Qur’an yaitu: fakir, miskin, amil,
                     mu’allaf, budak, gharim, sabilillah, dan ibnu sabil.
                        1.  Fakir Miskin
                           Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta benda atau mata pencaharian
                     yang  bisa  mencukupi  kebutuhan-kebutuhannya,  baik  sandang  dan  papan  maupun






                                                                                                     14
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29