Page 165 - Muhamad_Syakir_E-modul
P. 165

Ajeng Asih        : Tadi aku kesana, tetapi dia ingin menyendiri. Maka lebih baik

                                     aku kesini saja. Apakah ibu sudah mengecek semua persiapan
                                     pestaku lusa?

                      Dewi Likuwati : Sudah. Pokoknya semua sudah siap. Semuanya kuatur dengan
                      sebaik-baiknya.  Jangan  sampai  nanti  kamu  kalah  cantik  dibandingkan  putri

                      kerajaan manapun.
                      Ajeng Asih       : Kelihatannya Panji Inu Kertapati menyesal telah memutuskan

                                     bersedia menikah denganku.

                      Dewi Likuwati : Biar saja dia menyesal, yang penting kamu bisa mendapatkannya
                      Ajeng Asih          : Iya bu.

                      Dewi Likuwati     : Untuk sementara waktu, pengaruh guna-gunaku masih  kuat,

                                        perasaan  menyesal  itu  akan  datang,  tapi  tidak  akan
                                        menggoyahkan  keinginannya  untuk  menikah  denganmu.

                                        Pokoknya, kelak kamu bisa menjadi permaisuri di Kerajaan
                                        Kuripan.  Jangan  seperti  ibumu  ini,  menjadi  selir.  Lebih

                                        bangga menjadi permaisuri.
                      Ajeng Asih          : Kira-kira Candra Kirana masih hidup Bu?

                      Dewi Likuwati    : Kemungkinan dia masih hidup, tapi kemungkinan lain, dia

                                        sudah  mati.  Kemungkinan  lain,  dia  masih  hidup  dan
                                        bersembunyi  di  suatu  tempat.  Kamu  harus  selalu  ingat,

                                        Candra  Kirana  itu  seorang  prajurit.  Ilmunya  bagus
                                        memainkan pedang. Kamu sendiri selau kalah kalau berlatih

                                        pedang dengannya.
                      Ajeng Asih           : Ya, aku tahu, Bu. Namun sekarang ini dia sudah kukalahkan

                                        kan?

                      Dewi Likuwati    : Bukan kamu yang mengalahkan dia, tapi ibu. Ibu yang
                                        mengalahkan dia dengan guna-guna Ibu

                      Ajeng Asih          : Iya aku tahu itu. Ibu kan juga senang kalau  aku

                                        berhasil menikah dengan Panji Inu Kertapati.








                                                                                                                158
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170