Page 23 - NASKAH KONSUL-30-6-2020_FINAL_Pdf
P. 23
vagina, antibodi antisperma ini dapat menyerang sperma sehingga menggagalkan proses
pembuahan.
Karena banyak halangan yang dialami sperma sejak dari vagina menuju tempat
pembuahan, maka dibutuhkan sperma dengan jumlah (kuantitas) dan kualitas yang baik. Berikut
27
merupakan tabel nilai rujukan parameter sperma yang normal menurut WHO (2010) .
Parameter Nilai Standar WHO Istilah untuk Nilai < Standar
Volume (ml) ≥1.5 ml Hipospermia
Pergerakan/Motilitas (%) ≥40% Asthenozoospermia
Konsentrasi (jt/ml) ≥15 jt/ml Oligozoospermia
Bentuk/Morfologi (%) ≥4% Teratozoospermia
Berbagai gangguan ketidaksuburan pada pria dapat berupa produksi sperma yang rendah,
gerak sperma yang tidak adekuat, dan perjalanan sperma yang terhambat, penyakit, cedera, serta
pilihan gaya hidup yang buruk. Lebih detailnya, di bawah ini dijabarkan mengenai beberapa
faktor yang menyebabkan ketidaksuburan pada pria:
Oligozoospermia. Volume cairan semen dalam satu kali ejakulasi idealnya berkisar
antara 1,5-5 mL. Kandungan sperma dikatakan normal bila terdapat setidaknya 15 juta
sel sperma dalam tiap mL semen. Jumlah sperma yang berada di bawah nilai tersebut
dapat menjadi salah satu penyebab kegagalan dalam proses pembuahan.
Azoospermia. Merupakan kondisi dimana tidak terdapat sperma dalam cairan semen
seorang pria. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya sumbatan pada saluran reproduksi
ataupun karena adanya kelainan pada kromosom.
Asthenozoospermia. Merupakan kondisi dimana sperma tidak dapat bergerak dengan
lincah dan jumlah sperma yang bergerak berada di bawah 40%. Hal ini menyebabkan
sperma sulit bergerak mencapai tuba fallopi sehingga tidak terjadi pembuahan.
Teratozoospermia. Merupakan kondisi dimana bentuk sperma banyak yang
mengalami kecacatan baik pada kepala, leher, maupun ekor, sehingga menyulitkan
pergerakannya dan atau menyulitkan sperma untuk membuahi sel telur.
[18]