Page 34 - Educational HYpnosis
P. 34
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
Pada bagian pertama, kita sudah sedikit banyak membahas otak. Pembahasan
tentang otak di bagian pertama sedapat mungkin dikondisikan dengan konteks
pendidikan. Kita juga membahas bagaimana otak memroses informasi, bagaimana
informasi yang bermakna tersimpan di dalam ingatan, baik ingatan jangka pendek
dan juga ingatan jangka panjang. Kita juga membahas hal-hal yang memengaruhi
kerja otak siswa dalam belajar. Dan kita juga membahas pengalaman sebagai
pembentuk arsitektur otak. Pembahasan di bagian pertama berakhir dengan satu
istilah yang belum dijelaskan di dalam buku ini, yakni mindset. Akan tetapi, pada
bagian kedua ini, saya harus menunda pembahasan tentang mindset. Saya akan
membahas pikiran dan gelombang otak terlebih dahulu. Sebagaimana
pembahasan sebelumnya yang patut dipahami oleh para pendidik, pembahasan di
bagian ini merupakan hal penting lainnya yang harus dipahami oleh pendidik;
khususnya mereka yang berminat pada educational hypnosis.
2.1. Antara Pikiran dan Otak
Saya mengajak Anda untuk memahami pikiran sebagai produk dari kerja otak.
Tetapi, pada gilirannya, pikiran dan otak merupakan bagian yang saling kait-
mengait, yang jika terjadi pergerakan pada salah satunya, maka terjadi pula
pergerakan pada yang lainnya. Dengan kata lain, perubahan yang terjadi di otak
akan menghasilkan perubahan pada pikiran, begitu pula sebaliknya, perubahan
pada pikiran dapat memicu perubahan pada otak.
Di dalam educational hypnosis, kita bisa memandang otak dan pikiran
sebagai entitas-entitas mandiri yang saling memengaruhi. Seorang pendidik
memang memahami cara kerja otak siswa, tetapi dalam praktiknya, seorang
pendidik bersentuhan dengan pikiran siswa yang terwujud melalui respons-
respons yang dapat diamati. Kita bisa menggunakan alat electroencephalogram
(EEG) agar bisa mengamati “gejolak” kerja otak, tetapi beruntungnya kita tidak
perlu memiliki alat itu saat ini. Yang kita butuhkan adalah mengamati apa yang
terjadi pada pikiran, yang merupakan wujud dari kerja otak, dan terwujud dalam
respons-respons fisik baik secara verbal maupun non-verbal.
2.2. Pikiran Sadar dan Pikiran Bawah Sadar
Secara umum, manusia memiliki dua lapis pikiran yang saling berhubungan secara
kompleks, yakni pikiran sadar (conscious mind) dan pikiran bawah sadar
(subconscious mind; atau unconscious mind). Pikiran bawah sadar ini seringkali
disebut unconscious mind (yang sebenarnya berarti pikiran nirsadar) misalnya
Bargh & Morsella (2008), Corsini & Wedding (2011), dan lain-lain; di dalam
disiplin psikologi, Anda akan menemukan istilah unconscious mind yang diartikan
sebagai pikiran bawah sadar. Dahulunya, Sigmund Freud menggunakan kedua
istilah (subconscious dan unconscious) secara bergantian (Miller, 2010) hingga
beliau memutuskan untuk menggunakan unconscious. Selain itu, Milton H.
27