Page 64 - MODUL AJAR PENDIDIKAN BERBASIS TEKNOLOGI DAN KOMUNIKASI
P. 64

tersebut. Penghasut membuat konten ujaran kebencian dengan sengaja mengubah

               fakta-fakta atau disinformasi. Kata-kata atau gambar, video, audio dipilih yang bersifat
               memojokkan kelompok atau seseorang. Konten tersebut bisa bertahan lama di dunia

               maya karena ada peran pengguna internet yang terhasut. Para pengguna ini akan
               meneruskan konten ini ke orang-orang lain, dan seterusnya menggelinding ke mana-

               mana, bahkan viral. Konten tersebut lalu dibicarakan di dunia nyata (offline) secara

               intensif, bahkan disertai provokasi. Jadi bermula dari hasutan yang terus-menerus di
               dunia  maya,  akhirnya  dapat  bermuara  pada  tindakan  kekerasan  fisik.  Drew  Boyd,

               Director of Operations at The Sentinel Project mengatakan bahwa pengguna internet
               merasa bebas melakukan itu karena mereka berpikir bahwa di internet mereka tidak

               akan  diketahui.  Hal  ini  membuat  mereka  merasa  jauh  lebih  nyaman  untuk

               mengutarakan kebencian dibanding jika mereka di dunia nyata. Orang-orang seperti
               ini berperan menggelindingkan ujaran kebencian di internet bagai bola salju, yang

               semakin lama semakin membesar. Supaya tidak membesar, maka gelindingan ujaran
               kebencian  harus  dihentikan. Salah  satunya  dengan  peran aktif  kita  melalui literasi

               digital.


               Menganalisis Konten Negatif

               Untuk mengatasi konten negatif yang ada di internet kita perlu membangun sikap kritis
               atas  konten  yang  tersedia.  Ada  yang  menganjurkan  sikap  kritis  dimulai  dengan

               bersikap  skeptis,  tidak  dengan  serta  merta  mempercayai  informasi  yang  didapat.
               Pedoman  dalam  memeriksa  informasi  adalah  informasi  harus  jujur,  sesuai  fakta.

               Informasi  tidak  boleh  ditutupi  untuk  kepentingan  pihak  tertentu.  Etika  menuntut
               kejujuran  dalam  pemberian  informasi,  sebab  informasi dapat  menentukan  langkah

               penerima informasi. Informasi yang benar akan membantu kita melangkah dengan

               tepat.  Ketika  menganalisis  suatu  konten  negatif  yang  bertujuan  merusak  reputasi
               seseorang.  Misal  saat  kita  sedang  mencari  informasi  seorang  tokoh,  ada

               kemungkinan  kita  mendapat  informasi  yang  bersifat  fitnah  terhadap  yang

               bersangkutan. Ciri khas fitnah adalah penyampaian data yang diputarbalikkan dari
               kejadian  sesungguhnya.  Fitnah  merupakan  hoaks.  Hoaks  bisa  menghilangkan

               kepercayaan, membuat tindakan dan sikap salah terhadap sesuatu; memberikan
               Kita sebagai warga negara yang aktif di dunia digital tidak boleh mendiamkan konten

               negatif karena pada ujungnya akan mengganggu kebebasan memperoleh informasi
               yang  merupakan  bagian  dari  hak  asasi  manusia.  Maraknya  konten  negatif  dapat



                                                                                          DIGITAL ETHICS    56
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69