Page 65 - MODUL AJAR PENDIDIKAN BERBASIS TEKNOLOGI DAN KOMUNIKASI
P. 65
mendorong persepsi keliru bahwa karena kebebasan informasi maka bermunculanlah
konten negatif, antara lain seperti fitnah, hoaks, porongrafi dan perundungan. Lalu
persepsi keliru tersebut bisa menggiring opini perlunya kebijakan pembatasan,
pengawasan yang ketat kepada warga negara, peredaran informasi yang dibutuhkan
masyarakat serta sensorsip yang diperluas. Pembatasan informasi akhirnya akan
mengganggu demokrasi dan kebebasan memperoleh informasi. Padahal informasi
yang benar akan bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Kebijakan-kebijakan yang
membatasi kebebasan informasi bisa dijawab dengan meningkatkan daya tahan
digital melalui literasi digital. Setiap pengguna internet harus memiliki berbagai
kompetensi literasi digital dan memahami etika yang menjiwai keberadaaan
kompetensi tersebut.
3. Interaksi Bermakna di Ruang Digital
Sekarang zamannya kolaborasi, bekerja menghasilkan karya bersama, tidak
sendiri-sendiri. Sehingga, dapat menghasilkan karya yang kreatif dan orisinil. Hal ini
dipicu oleh penggunaan dunia digital yang semakin masif serta karakteristik media
digital sebagai web 2.0, yaitu media yang digunakan dengan cara kolaborasi dan
berbagi data antara individu. Seperti contohnya, media sosial sebagai media yang
kontennya diciptakan dan didistribusikan melalui interaksi sosial. Misalnya, berbagi
opini di Twitter, mengelola tampilan profil di Facebook, mengunggah video di
YouTube, dsb (Straubhaar, LaRose, and Davenport, 2012). Proses interaksi yang
terjadi di media sosial ini merupakan bagian dari komunikasi sosial, bahkan semakin
kompleks dan dapat menimbulkan masalah jika tidak dikelola dengan baik.
Permasalahan yang biasanya muncul terkait dengan privasi, hak cipta karya,
pornografi, kekerasan online, dan isu etika lainnya. Misalnya, penggunaan foto
unggahan dari pihak lain tanpa izin atau pengutipan yang tidak layak, opini yang
merugikan, penyebaran video porno, dll. Khususnya yang saat ini sedang menjadi
permasalahan utama di dunia internet Indonesia adalah terkait pembuatan dan
penyebaran berita palsu atau hoaks. Sifat media digital yang user generated content
yaitu siapapun dapat memproduksi konten
dalam berbagai bentuk (audio, video, gambar, teks) dan menyebarkannya di media.
Hal ini menjadi dilema bagi pengguna dalam partisipasi di media digital, karena karya
kreatif di media sosial itu baik namun jika tidak diimbangi dengan pengetahuan, etika,
DIGITAL ETHICS 57