Page 30 - Book_Genetika_Linda
P. 30

P               =         BBKK           x            Bbkk
                                      Bulat Kuning                keruput hijau
                Gamet           =          BK                          bk
                F1              =                       BbKk
                                                 (100% Bulat Kuning
                F1 disilangkan dengan sesamanya untuk menghasilkan F2

                P2/F2           =         BbKk           x           BbKk
                Gamet           =     BK, Bk, bK, bk             BK, Bk, bK, bk

                 F2















                 Perbandinga fenotipe F2 pada persilangan dihibrid tersebut adalah
                 Bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1
                     Mendel  mengecek  hasil  ini  dengan  kombinasi  dua  ciri  lain.
                 Perbandingan yang sama muncul lagi. Perbandingan 9 : 3 : 3 : 1
                 menunjukkan  bahwa  kedua  ciri  tidak  saling  tergantung,  sebab
                 perbandingan  3  :  1  untuk  satu  ciri  bertahan  dalam  setiap
                 subkelompok  ciri  yang  lain,  dan  sebaliknya.  Dalam  pembentukan
                 gamet,  gen-gen  membentuk  kombinasi  secara  bebas.  Hal  ini
                 menunjukkan bahwa sepasang gen tidak dipengaruhi oleh pasangan
                 gen lainnya. Peristiwa ini biasa disebut hukum Mendel II atau hukum
                 berpasangan secara bebas.
                     Hukum  kedua  Mendel  menyatakan  bahwa  bila  dua  individu
                 mempunyai  dua  pasang  atau  lebih  sifat,  maka  diturunkannya
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35